Langsung ke konten utama

15.6 - BANGUN KESHALIHAN SOSIAL || TUJUH KATA KUNCI (Ausa'uhum Nazharan)

 Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller  "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"

Penulis - Solikhin Abu Izzudin

╼╾

4. Ausa'uhum Nazharan

    Ausa'uhum Nazharan ... merekalah yang paling luas cara pandangannya. Dalam sebuah riwayat disebutkan,

    "Hati-hatilah dengan firasat orang mukmin, karena ia melihatnya dengan nur Allah."

    Imam Syafi'i suatu ketika mengadu kepada Waki ;, gurunya tentang buruknya hafalannya saat itu ... Kemudian dikatakan kepada Imam Syafi'i ; "Ilmu itu nur Allah dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat." Imam Malik berkata kepada Imam Syafi'i : Aku bermimpi bahwa Allah menjadikan hatimu bercahaya yang tidak padam karena maksiat.'

    Imam Syafi'i Rahimahullah berkata : "Kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enal hal yaitu kecerdasan, gemar belajar, sungguh-sungguh, memiliki biaya, bergauli dengan guru dan perlu waktu lama."

    Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu berasumsi bahwa seseorang melupakan ilmu karena dosa yang diperbuatnya. Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah mengatakan, "Seorang hakim hendaknya mempunyai lima sifat yaitu paham, sabar, tidak maksiat, tegas dan memiliki tanggung jawab ilmiah."

    Bukalah diri, bukalah mata, buakalah hati, ketahui bahwa dunia bukan sesempit daun kelor apalagi sepanjang celana kolor. Bukalah mata, hati, pikiran, perasaan agar seluas lautan. Jadilah pribadi yang prestatif, di manapun posisi Anda. Berikan pandangan yang luas untuk melihat dari kacamata yang tak biasa. Bila orang melihat kematian sebagai akhir, lihatlah ia sebagai awal, perjalanan panjang dan menentukan, karenanya sebelum mati ia berbekal. Karena kematian memiliki tiga ciri :

  1. Kematian itu ghaib, tak ada yang bisa mengetahui.
  2. Kematian itu pasti, tak ada yang bisa memungkiri.
  3. Kematian itu tiba-tiba, tak ada yang bisa menghindari.
    Pribadi shalih sosial memiliki spesialisasi, skill khusus di bidang sekaligus berpandangan luas. Kedudukan tak penting. Yang penting adalah kontribusi yang diberi. Seperti Salman Al Farisi. Ia budak. Tapi pandangannya luas. Pikirannya cerdas. Dibangun oleh pengalaman yang panjang untuk menemukan kebenaran yang dirindukan. Saat menghadapi konspirasi pasukan sekutu, ia mengusulkan strategi jitu menggali parit, yang belum dikenal di kala itu. Musuh-mush pun menyerah kalah, mengurungkan niatnya setelah diporak-porandakan oleh Allah. Itulah cara pandang Salman, orang biasa dengan keluasan pandagan yang luar biasa : strategi Khandaq. Abadi sepanjang masa.
    
    Ada beberapa indikasi profil pahlawan sejati yang luas cara pandangannya :
  1. Serius dan terus belajar dalam menemukan dan menguatkan spesialisasinya.
  2. Menyeriusi sebuah keahlian sebagai amal unggulan.
  3. Melakukan pembelajaran agar ahli di bidang yang digeluti.
  4. Menghasilkan produk atau karya sebagai bukti, meski sederhana.
  5. Melanjutkan pendidikan formal dan mencari kemungkinan untuk mencapainya dengan kreatif, seperti yang dilakukan Imam Syafi'i, Antonius Syafi'i yang masuk islam langsung mengambil spesialisasi Ekonomi Syariah, Anto Tri Sugiarto penemu plasma air dengan nuklir maupun Dr. W. Warsito penemu topografiscan 4 dimensi real time.
  6. Menyadari, memahami, mencintai spesialisasi dan karya sebagai bagian dari jihad
  7. Mendata dan mendokumenasikan karya untuk membangun semangat berkarya.
  8. Belajar dan menguasai ilmu-ilmu kontemporer, aktual, di luar spesialsisasinya untuk memperkuat spesialisasinya dan mengembangkannya.
  9. Mampu menghubungkan berbagai data global menjadi sebuah kekuatan.
  10. Bersiap selalu agar mampu berpindah dari satu keadaan ke keadaan lain dengan keahlian-keahlian yang dimilikinya.
  11. Mampu bekerja sama untuk memberdayakan potensi diri dan spesialisasinya menjadi amal yang dahsyat, dalam amal jama'i.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 22 - TAKUT KEPADA ALLAH

السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Diantara keyakinan seorang muslim, bahwa manfaat dan mudhorot adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal kecuali hanya kepada Allah.     Takut kepada Allah yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada merendahkan diri dihadapan Allah, mengagungkan-Nya dan membawanya untuk menjauhi larangan Allah dan melaksanakan perintah-Nya.     Bukan takut yang berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap Rahmat Allah dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah.      Takut seperti ini adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah, barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah, maka dia telah terjerumus kedalam syirik besar yang dapat men...

HSI-SILSILAH 05 - HALAQOH 14 - Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

 السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat. Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain. Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling berbicara.      Maka Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian bicarakan?”      Merekapun menjawab, “Kami sedang mengingat hari kiamat.”      Maka, Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ “Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-tanda.” Kemudian Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam menyebutkan 10 tanda tersebut. Asap Dajjal Daabbah (seekor hewan melata) Terbitnya...

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 19 - BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH

  السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته   ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang dinamakan baik oleh yang berbicara maupun yang di ajak bicara.     Kalau bahasa arab makan menggunakan huruf 'و' atau 'ب' atau 'ت' adapun bahasa indonesia maka menggunakan kara 'demi'.     Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allah semata, misalnya dengan mengatakan : ' Wallahi ' , Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Dan lain-lain.     Adapun makhluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia, maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya. Misalnya dengan mengatakan ; Demi Rasulullah, Demi Ka'bah, Demi Jibril, Demi langit dan bumi, Demi bulan dan bintang, Dan lain-lain.     Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluk yang terlarang.     Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa S...