Langsung ke konten utama

15.4 - BANGUN KESHALIHAN SOSIAL || TUJUH KATA KUNCI (Arhabuhum shadran)

 Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller  "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"

Penulis - Solikhin Abu Izzudin

╼╾

2. Arhabuhum Shadran

    Arhabuhum Shadran ... merekalah yang paling lapang dadanya. Sikap paling menonjol dari Nabi Sholallahu 'alayhi Wa Sallam adalah lapang dada, selalu ridha, optimis, berpikir sensitif, memiliki obsesi besar, tidak mempersulit diri dan orang lain, memudahkan, menggembirakan, membuka diri, menebar kebaikan dan senyuman. Itulah keshalihan sosial yang kekuatannya luar biasa.

    Menjadi sukses bukan semata-mata berkibar di puncak prestasi, tetapi mampu menggunakan hati untuk melihat apa dan siapa di sekitar kita. Mendidik diri untuk lebih dan paling rahmat, penuh kelembutan dan limpahan kasih sayang terhadap siapa saja. Lapang dada dengan orang bodoh yang menzhalimi. Peduli, simpati, empati dan belas kasih terhadap siapapun yang umat yang tidak tahu, tidak mau berbuat dan tak mampu belajar.

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka ..." (Qs. Ali Imran : 159)

    Berikan hatimu sebagaimana Rasulmu memberikan semuanya untuk dakwah.

"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (Qs. At Taubah : 128)

    Alangkah mulia dan berharganya hati dan prestasi bagi orang beriman. Kesuksesan bukan untuk memenuhi ruang ego dirinya, tapi membimbing orang yang dicintai untuk bangkit menapaki jalan ini, mengantarkan orang yang dicintai agar tumbuh dan mekar bersama, mendo'akan orang-orang yang membencinya agar dilimpahi hidayah-Nya. Seperti do'a Nabi pada Umar agar mendapat hidayah Allah. Do'a Nabi kepada ibunda Abu Hurairah.

    Saat berada di puncak, tidak  takabur dan menyomongkan diri. Justru itulah saat terdekat untuk meningkatkan aktualisasi diri. Jika menjadi pemimpin, jadilah ia pemimpin yang adil seperti Umar bin Khathab dan Umar bin Abdul Aziz. Saat berkuasa dia gunakan sebaik-baiknya. Tapi saat emosi menggelora ia mampu menguasai diri, seperti Sayyidina Ali yang diludahi musuhnya lalu ada satu kesempatan untuk membunuh orang itu. Ia gunakan momentum itu untuk memaafkan.

    Puncak penderitaan adalah penderitaan Nabi. Beliau dihina, disiksa, dipermalukan, dan dihinakan. Bagaimana beliau menggunakan momentum itu ? Beliau balas keburukan dengan kebaikan, cinta dan kasih sayang. Mendo'akan mereka, "Allahumahdii qaumii fainnahum laa ya'lamuun... Ya Allah berilah hidayah kaumku, karenan sesungguhnya mereka tidak mengerti." Ini filosofi pahlawan sejati, "Jadilah engkau seperti pohon mangga. Mereka melemparimu dengan batu, tetapi engkau membalasnya dengan buah."

    Potret aplikatif arhabuhum shadran bisa dilihat dalam bentuk :

  1. Menahan diri dan emosi ketika marah, "jangan marah bagimu surga." Kata Nabi.
  2. Menguasai keadaan, tidak terbawa oleh keadaan.
  3. Selalu berpikir positif dan mendoakan orang lain pada kebaikan.
  4. Berpikir alternatif dan berbeda sehingga memunculkan solusi cerdas.
  5. Memandang persoalan tidak sekedar kulitnya, tapi menyelami dan mendalami hingga akarnya.
  6. Berpikir visioner, jauh ke depan, di luar ruang, lebih cepat dan lebih cerdas dari masanya.
  7. Menggunakan momentum keburukan untuk menjadi kebaikan.
  8. Mengasah pengalaman dan penderitaan untuk melahirkan sikap bijak dan empati.
  9. Lapang dada dengan kebodohan orang lain, tidak mudah menyalahkan tapi membimbing dan mengarahkan.
  10. Selalu berharap pada kebaikan. "Seburuk-buruk seseorang itu seperti jam rusak, minimal masih menyimpan dua  kali kebaikan dalam sehari." Sebagaimana pesan Abbas As-Siisi ini


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 22 - TAKUT KEPADA ALLAH

السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Diantara keyakinan seorang muslim, bahwa manfaat dan mudhorot adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal kecuali hanya kepada Allah.     Takut kepada Allah yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada merendahkan diri dihadapan Allah, mengagungkan-Nya dan membawanya untuk menjauhi larangan Allah dan melaksanakan perintah-Nya.     Bukan takut yang berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap Rahmat Allah dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah.      Takut seperti ini adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah, barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah, maka dia telah terjerumus kedalam syirik besar yang dapat men...

HSI-SILSILAH 05 - HALAQOH 14 - Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

 السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat. Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain. Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling berbicara.      Maka Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian bicarakan?”      Merekapun menjawab, “Kami sedang mengingat hari kiamat.”      Maka, Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ “Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-tanda.” Kemudian Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam menyebutkan 10 tanda tersebut. Asap Dajjal Daabbah (seekor hewan melata) Terbitnya...

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 19 - BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH

  السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته   ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang dinamakan baik oleh yang berbicara maupun yang di ajak bicara.     Kalau bahasa arab makan menggunakan huruf 'و' atau 'ب' atau 'ت' adapun bahasa indonesia maka menggunakan kara 'demi'.     Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allah semata, misalnya dengan mengatakan : ' Wallahi ' , Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Dan lain-lain.     Adapun makhluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia, maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya. Misalnya dengan mengatakan ; Demi Rasulullah, Demi Ka'bah, Demi Jibril, Demi langit dan bumi, Demi bulan dan bintang, Dan lain-lain.     Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluk yang terlarang.     Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa S...