Langsung ke konten utama

12 - DAHSYATKAN POTENSI DIRIMU

 Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller  "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"

Penulis - Solikhin Abu Izzudin

╼╾

Kebiasaan para pahlawan adalah berpikir lebih

cepat daripada orang biasa

bekerja sebelum orang lain bekerja

beraktifitas lebih lama daripada orang biasa.

mengurangi jam-jam santainya, menyedikitkan

waktu tidurnya, memberdayakan semuanya.

Raih Prestasi Luar Biasa

"Raih kesuksesan dengan menggunakan semua otak, baik otak sendiri maupun meminjam otak orang lain." (BS. Wibowo)

    Sebelum membentuk diri dan melejitkan potensi, maka kita mesti memiliki profil pribadi sukses, orang biasa yang memiliki prestasi yang luar biasa.

    Seperti di jaman Nabi Sholallahu 'alayhi wa Sallam, pribadi-pribadi sahabat Nabi tidak menonjol dalam hal jabatan dan kekayaan tetapi lebih menonjol pada amal dan prestasinya di hadapan Allah.

    Abu Bakar dikenal bukan sebagai saudagar ansich, tapi lebih sebagai saudagar yang dermawan hingga menginfaqkan seluruh hartanya di perang Tabuk. Karenanya bagi kita, tidak masalah. Yang penting bagaimana amal kita diterima oleh Allah dan memperberat timbangan kebaikan di sisi-Nya.

    Imam Syahid Hasan Al Banna menggambarkan pribadi sukses sebagai pribadi biasa, tapi ia layak disebut sebagai figur al akh al mujahid.

    "Seorang akh yang pagi ba'da shubuh ia wirid ma'tsurat, kemudian siang aktif berbisnis di pasar, ba'da dhuhur mengisi daurah di berbagai tempat dan malamnya melakukan aktifitas da'wah bersama ikhwah yang lain."

    Begitulah, pribadi biasa tapi prestasinya luar biasa terletak pada kemampuan mendayagunakan waktunya sebaik mungkin, efisien (berdaya guna) dan efektif (berhasil guna, tepat sasaran).

Future Oriented bukan Perut Oriented

    Ibrahim bin Adham menasihatkan, "Kamu tidak akan mencapai derajat orang-orang shalih sebelum melalui enam jalan berikut :

  1. Pertama, tutuplah pintu kesenangan dan bukakanlah pintu kesungguhna,
  2. Kedua, tutuplah pintu kesombongan dan bukalah pintu kerendahan tawadhu',
  3. Ketiga, tutuplah pintu bersantai dan bukalah pintu perjuangan,
  4. Keempat, tutuplah pintu tidur dan bukalah pintu bangun malam,
  5. Kelima, tutuplah pintu kekayaan dan bukalah pintu kemiskinan,
  6. Keenam, tutuplah pintu khayalan dan bukalah pintu persiapan kematian.
    Meluarbiasakan diri berarti memiliki "cara berbeda" dari umumnya manusia dalam menyikapi dunia. Ia melihat bukan hanya dengan mata, tapi dengan hati nurani. Pandangan jauh ke depan. Orientasinya menebus jauh jangkauan. Cita-citanya tinggi menjulang. Langkahnya tegar. Kerjanya besar. Tak mudah lelah. Tak gampang menyerah. Tak miskin gairah.

    Namun fakta berbeda. Kadang perut mengalahkan segalanya, mengorbankan cita-citanya, menggadaikan nilai yang diyakininya. Inilah orang yang disebut perut oriented, semua demi perut. Seperti kisah berikut ini,

    Hari masih pagi benar. Matahari belum lagi menampakkan sinarnya. Di kejauhan nampak seseorang berjalan bergegas sambil membawa kampak. Pak Kyai, demikian, orang ini biasa disapa, bermaksud menebang sebuah pohon yang di anggap keramat oleh penduduk desanya. Ia terusik menyaksikan hampir tiap hari orang mengunjungi pohon itu untuk berdoa sambil membawa sesajen. "Pohon itu harus dimusnahkan. Masyarakat harus diselamatkan dari kemusyrikan, "begitu pikirannya."

    Tiba-tiba ia dikejutkan oleh hardikan seorang kakek, : Hai Kyai ! Langkahi dulu mayatku sebelum kau tumbangkan pohonku ini !" Kyai tak gentar. Mereka pun langsung baku hantam dan ternyata Kyai jauh lebih unggul. Tinggal sekali pukul si kakek akan tewas. Namun di saat yang kritis itu kakek berteriak, "Ampun Kyai. Aku menyerah, namun sebelum engkau membunuhku, ijinkan aku menyampaikan permintaan terakhir !"

    "Kau orang baik tapi amat miskin," ujar kakek terengah-engah. "Karena itu aku ingin menawarkan win-win solution padamu. Selesai shalat subuh besok, kau akan menemukan uang satu juta di depan rumahmu. Aku akan menyediakannya tiap hari. Dengan uang itu kau akan lebih tenang beribadah karena kehidupanmu sudah terjamin. Kaupun akan dapat membantu fakir miskin."

    Kyai setuju. Dan benar saja, selama tiga hari berturut-turut ia menemukan uang satu juta di pintu rumahnya. Namun di hari keempat uang itu tak ada. Kyai sadar telah ditipu. Segera ia mengambil kampaknya dan mendatangi kakek penunggu pohon tersebut.

    Perkelahian pun tak dapat dihindari. Namu kali ini posisinya terbalik. Pak Kyai malah tersudut. Tinggal sekali cekik ia akan tewas. Di saat terakhir kyaipun bertanya, "Hai kakek tua mengapa aku kalah hari ini. Padahal sebelumnya aku mudah mengalahkanmu? " Setan berwajah kakek itu tersenyum menyeringai, "Kau unggul waktu karena niatmu tulus. Tapi sekarang keikhlasanmu sudah tidak ada. Kau bermaksud menebang pohon ini karena tak mendapat uang satu juta bukan ?"

    Cerita di atas sebenarnya sering kita alami sehari-hari. Ada banyak stimuli yang sering membelokkan motivasi kita. Secara kasat mata, perbuatan yang kita lakukan mungkin masih sama. Seperti halnya Kyai yang menebang pohon. Tapi motivasinya sudah berbeda. Toh tak ada yang tahu kecuali kita sendiri. Perubahan motivasi inilah yang sebenarnya amat menentukan kualitas perbuatan kita.

    Setiap perbuatan pasti didasari oleh motivasi tertentu. Teori-teori dasar dalam SDM semuanya mengenai motivasi, mulai dari Teori Kebutuhan Maslow, Teori Keadilan, Teori Harapan dsb. Benang merah dari semua teori tersebut adalah : Tak mungkin ada perbuatan yang terjadi tanpa dilandasi motivasi aapun. (Arvan Pradiansyah, Republika, 16/2/2002, hal.13)

    Teori motivasi terpopuler adalah teori kebutuhan. Kebutuhanlah yang mendasari tindakan kita. Ada 4 jenis manusia berdasarkan kebutuhannya.
  1. Jenis manusia pertama adalah manusia perut dan di bawah perut. Sesuai dengan letaknya dalam tubuh, ini menunjukkan kualitas kemanusiaan terbawah. Manusia seperti itu hidup semata-mata untuk perutnya. Orang seperti ini orientasinya adalah harta, tahta, dan wanita. Bahasa kerennya economic animal atau political animal. Bukankah kata orang Barat manusia itu adalah zoon politicon, binatang yang berpolitik suka mengambil sampling hewan sebagai idiom dan idiolohi politik. Mari kita simak sejenak :
    • Sekilas info Binatang Politik
      • Kambing Hitam : orang yang dikorbankan buat kepentingan politik
      • Kuda Troya : tunggangan untuk mencapai tujuan.
      • Politik dagang sapi : jual beli, negosiasi untuk kepentingan politik yang menguntungkan.
      • Buaya dan ular politik : politisi yang pakar mengemis proyek, berlidah dua, mengadu domba.
      • Adu Domba : rekayasa politik untuk mencapai tujuan.
      • Sapi Perah : lembaga atau instansi yang diperah untuk kepentingan politik.
      • Tikus Politik : politisi gaek yang hapal betul jalan untuk korupsi, kolusi, manipulasi, nepotisme, sogok-menyogok, menggunting dalam lipatan, menginjak di bawah, menjilat yang atas.
      • Kambing Congek : politisi lugu yang gampang ditipu.
      • Kelinci : politisi yang dijadikan percobaan untuk kepentingan politik.
      • Kutu Loncat : politisi yang tak punya prinsip, pindah sana pindah sini yang penting selamat dan menguntungkan.
  2. Jenis kedua, naik ke atas sedikit adalah manusia hati. Orang ini memiliki kebutuhan sosial emosional yang tinggi. Ia butuh bergaul, memiliki banyak kawan dan dihargai. Kata Sayidina Ali, "Pergaulilah orang mukmin dengan hatimu dan pergaulilah orang rusak dengan akhlakmu."
  3. Ketiga, manusia otak. Inilah manusia yang rasional dan memiliki kebutuhan belajar yang tinggi. Inilah aktifis dan pemikir yang selalu memutar otak, tapi kata Nabi agar jangan sampai kebablasan, "Berpikirlah tentang makhluk Allah, jangan kamu berpikir tentang dzat Allah."
  4. Keempat, manusia spiritual. Inilah manusia paripurna yang senantiasa mencari makna terhadap apapun yang dikerjakannya, menggali arti apa yang dijalani, dan menebarkan rahmata pada sesama. "Beribadahlah kamu seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka ketahuilah bahwa Dia melihatmu." (HR. Bukhari Muslim)
    Lali di manakah posisi kita sebagai manusia ? Karenanya, mari dengan cara pandang ini, kita mengolah potensi dan mengelola diri. Dalam kehidupan orang-orang shalih terdahulu banyak dijumpai orang-orang biasa yang memiliki prestasi luar biasa. Karena ia memasuki "kategori manusia spiritual". Contohnya adalah seorang budak yang dipandang hina di sisi adalah seorang budak yang dipandang hina di sisi manusia, tetapi dia memiliki posisi istimewa di sisi Allah : do'a - do'anya mustajabah.

    Sebagaimana terjadi di Basrah, Iraq. Ketika itu lama sekali tidak turun hujan. Berbondong-bondong dan berkali-kali para ulama besarnya dan seluruh lapisan masyarakat menggelar do'a istisqo'. Tapi hujan tak juga segera ada tanda-tanda akan turun. Tapi ketika badak itu berdo'a, maka Allah mengabulkan do'anya dan menurunkan hujan.

    Yang perlu dicermati dalam diri kita, sejauhmana ketulusan kita dalam meniti prestasi ? Apakah semata-mata meraih ridha Allah atau mencari pamrih duniawi ?

    Kalau kita benar-benar tulus, barangkali kita akan terus bekerja dan beramal, ada atau tidak yang memperhatikan. Bahkan ia tak harus selalu mendapatkan balasan amal itu di dunia ini, tapi di akhirat nanti.

    Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa Sallam bersabda, "Jika kiamat terjadi, sementara di tanganmu ada bibit kurma, maka jika kamu mampu menanamnya sebelum kiamat terjadi, maka tanamlah." (HR. Ahmad)

    Mengapa harus menanam padahal kiamat datang ? Bukankah nantinya tak ada yang memanfaatkannya, baik yang menanam atau orang setelahnya ? Inilah "keluarbiasaan" Islam yang mengajarkan berpikir ke depan, meski tidak mesti dia yang merasakan. Ketulusan inilah yang mengangkat derajat orang biasa menjadi luar biasa.

    Sekarang, beramallah. Lakukan apapun yang Anda bisa. Karena, "Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam, kemudian ada burung, manusia atau binatang yang memakannya, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya ?" (HR. Bukhari)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 22 - TAKUT KEPADA ALLAH

السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Diantara keyakinan seorang muslim, bahwa manfaat dan mudhorot adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal kecuali hanya kepada Allah.     Takut kepada Allah yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada merendahkan diri dihadapan Allah, mengagungkan-Nya dan membawanya untuk menjauhi larangan Allah dan melaksanakan perintah-Nya.     Bukan takut yang berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap Rahmat Allah dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah.      Takut seperti ini adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah, barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah, maka dia telah terjerumus kedalam syirik besar yang dapat men...

HSI-SILSILAH 05 - HALAQOH 14 - Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

 السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat. Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain. Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling berbicara.      Maka Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian bicarakan?”      Merekapun menjawab, “Kami sedang mengingat hari kiamat.”      Maka, Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ “Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-tanda.” Kemudian Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam menyebutkan 10 tanda tersebut. Asap Dajjal Daabbah (seekor hewan melata) Terbitnya...

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 19 - BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH

  السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته   ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang dinamakan baik oleh yang berbicara maupun yang di ajak bicara.     Kalau bahasa arab makan menggunakan huruf 'و' atau 'ب' atau 'ت' adapun bahasa indonesia maka menggunakan kara 'demi'.     Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allah semata, misalnya dengan mengatakan : ' Wallahi ' , Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Dan lain-lain.     Adapun makhluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia, maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya. Misalnya dengan mengatakan ; Demi Rasulullah, Demi Ka'bah, Demi Jibril, Demi langit dan bumi, Demi bulan dan bintang, Dan lain-lain.     Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluk yang terlarang.     Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa S...