Langsung ke konten utama

10.1 - MILIKI VISI, MISI, PERSEPSI DAN FILOSOFI || MILIKI VISI BESAR, MILIKI MISI DIRI

 Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller  "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"

Penulis - Solikhin Abu Izzudin

╼╾

Membuat Visi BESAR

"Visi membuat kita bergairah dengan pemahaman akan sumbangan khas yang dapat kita buat." (Stephen R.Covey)

Memiliki Visi BESAR
    
    Pribadi muslim yang visioner memiliki cita-cita besar. Dari cita-cita besar itulah orang akan berpikir besar untuk melakukan kerja-kerja besar. Al Mutanabi mengatakan,

"Manusia dinilai berdasarkan perbuatan mereka. Kebesaran jiwa mereka yang menentukan karya besar mereka memang besar. Di mata orang-orang kerdil, masalah-masalah sepele menjadi besar. Bagi yang berjiwa besar, masalah-masalah besar terlihat kecil." (Gatra, 4 Maret 1995)

    Imam Syafi'i mengatakan "Kalau aku hidup, aku tak takut kehilangan makanan. Kalau aku mati aku tak takut kehilangan makanan. Kalau aku mati, aku tak takut kehilangan kuburan. Jiwaku jiwa yang merdeka yang melihat kelemahan sebagai kekufuran."

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Apa yang dilakukan musuh-musuhku terhadapku ? Surgaku ada dalam jiwaku. Jika mereka memenjarakanku, maka itu adalah masa pengembraan bagiku. Jika mereka membunuhku, itu adalah kematian yang semoga menjadikanku sebagai syahid."

    Demikianlah orang-orang besar. Mereka memiliki visi besar. Pandangan yang besar. Persepsi yang benar. Langkah yang tegar. Ide-ide yang selalu segar. Amal-amal tumbuh mengakar menjadi menjadi kontribusi menjadikan dirinya besar. Seperti yang dikatakan Stephen R.Covey, "Visi membuat kita bergairah dengan pemahaman akan sumbangan khas yang dapat kita buat."

    Memiliki visi yang jelas sebuah keharusan agar langkah-langkah terukur. Agar memperpanjang umur. Agar amal shalihnya subur. Menjadikan kehidupan teratur.

    Visi dibangun dari dasar pemikiran dan penggalian nilai-nilai besar yang diyakini. Visi adalah mimpi anda akan hari depan yang dicita-citakan. Imam Syahid Hasan Al Banna mengatakan, "Kenyataan hari ini adalah hasil dari impian kita kemanir. Kenyataan esok hari ditentukan oleh impian hari ini."

    Visi akan membuat hidup kita bergairah. Karena visi ibarat mimpi untuk memupuk harapan. Sehingga mampu "melihat" apa saja yang saat ini belum terjadi.

    Orang yang visioner akan berpikir lebih cepat dari masanya. Dengannya ia bisa mengusung keberanian. Menepis ketakutan. Menghilangkan keraguan. Asy-Syahid Sayyid Quthub mengatakan, "Sesungguhnya keberanian tidak akan mempercepat ajal yang telah di tetapkan. Demikian juga sikap pengecut tidak akan dapat memperlambat kematian apabila telah ditetapkan."

    Kekuatan visi sungguh luar biasa. Menurut penelitian, kata satria Hadi Lubis, menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki gambaran peran yang berorientasi pada masa depan berhasil lebih baik di sekolah dan lebih handal dalam mengatasi tantangan hidup. Tim dan organisasi yang memiliki pemahaman yang kuat mengenai suatu misi tidak akan mewujudkan misinya tanpa kehadiran visi.

    Karenanya Rasulullah Sholallahu 'alayhi wa Sallam menggariskan visi dasar seorang muslim menjadi muslim yang shalih. Yang berguna bagi dirinya dan tidak menimbulkan kerusakan atau kerugian bagi sekelilingnya. Ini minimalnya seorang muslim,
"Orang muslim adalah orang yang menyelamatkan orang muslim lain dari (kejahatan) lidahnya dan tangannya." (HR. Muslim)

    Dalam kacamata tarbiyah ia berada dalam tahap shalihun linafsihi. Shalih terhadap dirinya. Dalam kacamata ukhuwah, ia adalah salmatush shadr yakni bersihnya hati dari kedengkian terhadap saudaranya.

    Adapun visi unggul seorang muslim adalah memberdayakan keshalihan dirinya menjadi keshalihan sosial yang bermanfaat, menghidupkan. Jadilah pribadi mukmin yang kuat. Karena dengan kekuatannya banyak memberi manfaat. Rasulullah Sholallahu 'alayhi wa sallam bersabda,

"Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada diri masing-masing dari keduanya terdapat kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam meraih apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan merasa lemah. Jika sesuatu menimpahmu maka janganlah kamu mengatakan, "Seandainya aku melakukan begini niscaya akan begini dan begini", akan tetapi katakanlah, "Allah telah mentaqdirkan hal itu, dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi", karena sesungguhnya perkataan "seandainya" akan membuka perbuatan setan". (Diriwayatkan Muslim dari Abu Hurairah Rodhiyallahu "anhum).

Rasulullah Sholallahu 'alayhi wa Sallam bersabda,

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya."

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya."

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya."

"Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain."

Miliki Misi Diri

    Misi - menurut Satria Hadi Lubis dalam buku Breaking The Time - adalah Kristalisasi nilai-nilai, azas hidup, intisari dan menjadi dasar kepribadian. Ketika misi digunakan dalam lingkup individu, misi berarti kristlisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh seseorang.

    Misi ada dua, misi positif dan misi negatif. Setiap orang memiliki misi sesuai hasil kristalisasi nilai-nilai hidup yang diyakininya. Untuk dapat diusung dengan jelas, maka misi yang positif disyaratkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    Luhur, ideal. Ia bersumber dari nilai-nilai universal yang berasal dari Allah.

    Fleksibel. Tidak terlalu kaku dan memberi ruang bagi perubahan-perubahan untuk mencapai tujuan.

    Menarik. Misi mampu memotivasi penyandangannya untuk senantiasa mempertahankan dan menjalankannya. Memberikan optimisme dan harapan daripada kekhawatiran.

    Spiritual. Non materi dan abstrak.

    Jelas dan Singkat. Misi hidup harus jelas. Ia mampu memberikan jawaban dari mana, hendak kemana dan untuk apa ia hidup di dunia ini ?

    Mari berkaca pada salafush shalih dalam mengusung misinya. Mereka mengukir prestasi mulia karena misi mereka mulia.

    Misi Umar bin Khathab ketika menjadi, "Kalau saya tidur di siang hari berarti saya mengabaikan hak-hak rakyat, kalau saya tidur di malam berarti saya mengabaikan hak saya untuk beribadah kepada Allah."

    Misi Rib'iy bin Amir ketika memasuki istana Rustum, "Kami diutus untuk memerdekakan manusia dari penghambaan manusia atas manusia menuju penghambaan manusia terhadap Rabbnya manusia, membebaskan manusia dari penjara kesempitan dunia menuju keluasan akhirat, dan membebaskan manusia dari kezaliman dan kekejaman menuju perdamaian dan keadilan Islam."

    Misi Umar Mukhtar melawan kolonialisme Itali, "Mereka boleh mematahkan pedangku, tetapi sekali-kali kebatilan yang mereka usung tidak akan dapat mematahkan kebenaran yang aku bawa."

    Misi Imam Syafi'i, "Kalau saya hidup saya tidak pernah kehilangan makanan. Kalaupun saya mati saya tak pernah kehilangan kuburan. Cita-citaku adalah cita-cita seorang pemimpin, dan jiwaku adalah jiwa yang merdeka yang melihat kerendahan sebagai kekufuran."

    Misi Asy Syahid Sayyid Quthub, "Sesungguhnya keberanian itu tidak akan mempercepat ajal karena ajal telah ditetapkan. Sesungguhnya sikap pengecut juga tidak akan memperlambat ajal apabila sudah datang waktunya."

    Misi Imam Ahmad. Suatu saat Imam Ahmad ditanya, "Kapan seseorang hamba bisa istirahat ?" Beliau menjawab, "Ketika kakinya menginjak surga."

    Itu adalah beberapa contoh misi besar orang-orang besar. Mereka orang-orang biasa. Sama seperti kita. Mereka menempuh jalan menjadi besar. Melalui cara-cara yang tak biasa. Melewati ujian yang luar biasa. Sehingga prestasinya pun luar biasa. Itulah mereka. Kita pun bisa. Yakinlah.



Next Episode → 10.2 - MILIKI VISI, MISI, PERSEPSI DAN FILOSOFI || MENEMUKAN FILOSOFI DIRI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 22 - TAKUT KEPADA ALLAH

السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Diantara keyakinan seorang muslim, bahwa manfaat dan mudhorot adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal kecuali hanya kepada Allah.     Takut kepada Allah yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada merendahkan diri dihadapan Allah, mengagungkan-Nya dan membawanya untuk menjauhi larangan Allah dan melaksanakan perintah-Nya.     Bukan takut yang berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap Rahmat Allah dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah.      Takut seperti ini adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah, barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah, maka dia telah terjerumus kedalam syirik besar yang dapat men...

HSI-SILSILAH 05 - HALAQOH 14 - Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

 السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat. Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain. Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling berbicara.      Maka Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian bicarakan?”      Merekapun menjawab, “Kami sedang mengingat hari kiamat.”      Maka, Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ “Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-tanda.” Kemudian Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam menyebutkan 10 tanda tersebut. Asap Dajjal Daabbah (seekor hewan melata) Terbitnya...

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 19 - BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH

  السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته   ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang dinamakan baik oleh yang berbicara maupun yang di ajak bicara.     Kalau bahasa arab makan menggunakan huruf 'و' atau 'ب' atau 'ت' adapun bahasa indonesia maka menggunakan kara 'demi'.     Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allah semata, misalnya dengan mengatakan : ' Wallahi ' , Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Dan lain-lain.     Adapun makhluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia, maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya. Misalnya dengan mengatakan ; Demi Rasulullah, Demi Ka'bah, Demi Jibril, Demi langit dan bumi, Demi bulan dan bintang, Dan lain-lain.     Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluk yang terlarang.     Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa S...