Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"
Penulis - Solikhin Abu Izzudin
╼╾
" Hikmah adalah aset orang mukmin yang tercecer. Di manapun ia menemukannya maka ialah yang paling berhak memilikinya." (Hikmah)
Karena Allah telah menegaskan "Barangsiapa mendapat hikmah, maka sungguh dia akan beroleh kebaikan yang banyak." (Al Baqarah : 269)
Kita bisa belajar dari bayi, dari anak-anak atau keponakan kita. Seorang bayi bisa berjalan karena mau belajar dan tidak menyerah apalagi malas. Karena ia ingin menemukan kebaruan dari sebelumnya. Dari merangkak menjadi berjalan. Dari berjalan menjadi berlari dan seterusnya.
Seorang anak belajar sepeda lalu jatuh pun tidak putus asa. Belajar lagi, jatuh lagi hingga akhirnya ia bisa. Begitulah sesungguhnya kita belajar, menarik hikmah dan tak pernah menyerah.
"Anda tumbuh menjadi semakin dewasa dan bijaksana. Dulu Anda menanggung kegagalan secara pribadi. Ketika kulit Anda mulai berkerut sejalan dengan perjalanan usia, Anda cenderung belajar dari kesalahan-kesalahan Anda." (Cheong Chong Kong)
✽ Helen Killer, doktor yang buta, tuli dan bisu
Dahulu ada seorang wanita Helen Killer, dia tumbuh dewasa dalam kondisi bisu, buta dan tuli. Kemudian ada seorang yang mengajari secara terus-menerus dengan mengandalkan perabaan dan menempelkan di mulutnya. Akhirnya dia menjadi seorang doktor dan sering memberikan ceramah keliling di berbagai tempat di dunia. Bagaimana dengan kita yang memiliki indra lengkap ? Mengapa kita tidak bersyukur dan menggunakannya untuk melejitkan potensi kita ?
Secara sederhana, kegagalan adalah situasi tak terduga yang menuntut transformasi dalam sesuatu yang positif. Jangan lupa bahwa Amerika Serikat merupakan hasil dari kegagalan total. Karena Columbus sebenarnya ingin mencari jalan ke Asia. (Eugenio Barba)
Mrngantisipasi bencana sejak dini, karakteristik seorang yang visioner. Jangan biarkan kebanggaan dan sentimen mempengaruhi keputusan-keputusan Anda. Sebuah gagasan gagal, adalah pelajaran ada saat untuk bangkit kembali untuk mengejar target-target Anda berikutnya.
Babe Ruth, pemain baseball terkenal, tidak hanya mencetak 714 home run, namjn dia juga pernah luput (strike out) 1330 kali. Manchester United tidak pernah menyerah untuk meraih suksesnya. Meski harus menunggu 26 tahun untuk mendapatkannya. Karena generasi pertamanya tewas dalam kecelakaan pesawat.
✽ Albert Einstein dan sopirnya
Albert Einstein pernah mengalami peristiwa yang hampir-hampir menghancurkan reputasinya. Karena saat itu dia sakit keras tapi harus presentasi teorinya yang baru. Dalam perjalanan kepalanya pusing dan tenggorokannya tersumbat, akibat radang dan kelelahan. Hal itu ia sampaikan kepada sopirnya dan luar biasa respon supirnya, "Saya akan menyelamatkan Anda dari kesulitan ini."
Sopir itu tidak memberi kesempatan kepada Einstein untuk mengelak. Ia segera berkata kepadanya dengan penuh iba, "Wahai profesor, saya telah menghadiri ceramah anda seputar relativitas ini lebih dari dua puluh kali., sampai saya telah menghafalnya dan bisa menyampaikannya. Dan di kota ini tidak ada seorang pun yang mengenali Anda."
Einstein pun menyetujuinya dan berkata, "Saya yang akan menyetir mobil ketika memasuki kota ini agar orang-orang mengira bahwa engkau adalah aku." Sopir yang tak menamatkan pendidikan menengah itu berhasil menyampaikan ceramahnya dengan baik. Sehingga karena saking gembiranya, Einstein yang sedang duduk di barisan pertama merasakan, kelelahannya hilang sama sekali.
Terjadilah hal yang tak diharapkan. Munculnya pertanyaan yang mustahil sang sopir mampu menjawabnya. Degup jantung Einstein sangat keras. Sopirnya menjawab pertanyaan yang bisa dijawabnya, hingga akhirnya ia berkata dengan penuh keyakinan dan percaya diri, "Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya tidak mampu menyampaikan makna ini kepada Anda sekalian. Saya mengira bahwa diri saya telah menyampaikan makna ini dengan baik. Sehingga saya yakin bahwa sopir pribadi saya akan mampu menjawab pertanyaan ini hanya dengan mendengarkan ceramah saya."
Di saat itulah bergema decak kagum dari segenap penjuru yang memenuhi aula. Dan pandangan tidak percaya diri dari para hadirin pun ditujukan kepada Einstein. Senyum sang sopir pun semakin mengembang dan dari atas mimbar ia mengisyaratkan kepada Einstein untuk naik ke panggung seraya berkata, "Apakah kalian tidak percaya pada ucapan saya ? Kalau begitu, pengalaman adalah sebaik-baik bukti. Silahkan wahai Profesor Anda menjawab pertanyaan ini."
Kemudian suara sopir itu bertambah tinggi dan nyaring seraya mengatakan, "Bahkan silahkan Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lainnya. Akan tetapi saya berharap kepada hadirin untuk tidak banyak mengajukan pertanyaan karena sekarang ia dalam keadaan sakit."
Aula itupun dipenuhi suara tepuk tangan yang terus menerus berulang setiap kali Einstein menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Orang-orang pun keluar dalam keadaan bingung karena adanya dua orang Einstein.
Ray Meyer, pelatih sepak bola basket legendaris di DePaul University telah memimpin timnya memenangkan 37 musim, kompetisi. Saat timnya kalah, setelah kemenangannya yang ke-29, dia ditanya bagaimana perasaannya. "Luar Biasa !" katanya. "Sekarang kami dapat mengkonsentrasikan diri bagaimana memenangkan permainan daripada memikirkan kekalahan ini."
Kegagalan, jangan biarkan sebagai sesuatu yang final. Muslim sejti, memandang kegagalan sebagai awal, batu loncatan untuk memperbaharui kinerja mereka di masa mendatang. Pemimpin tidak menghabiskan waktunya memikirkan kegagalan.
Untuk memicu kesiapan mental anda, kita belajar dari cerita tentang seorang eksekutif IBM yang memiliki prospek cerah. Ia baru saja melakukan kesalahan transaksi yang merugikan perushaan jutaan dollar. Thomas J. Watson, pendiri IBM, memanggil eksekutif muda itu ke kantornya. Spontan eksekutif itu berkata. "Saya tahu anda pasti meminta saya mengundurkan diri, bukan ?" "anda tidak perlu cemas. Kami baru saja mengeluarkan jutaan dollar untuk mendidik anda !" Begitu jawab Watson.
Begitulah "Pengalaman adalah sebaik-baik bukti", demikian kata sopir Albert Einstein.
╼◀▶╾
Next Episode → 5.1 - Mengapa Kita Sering Kehilangan Momentum ?
Komentar
Posting Komentar