Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"
Penulis - Solikhin Abu Izzudin
╼╾
"Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku." Itulah kata Nabi Yusuf sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur'an surat Yusuf ayat 33
Tanda-tanda kebahagiaan dan keberuntungan hidup seorang mukmin ada lima :
- Pertama, setiap ilmunya bertambah, bertambahlah tawadhu' dan kasih sayangnya.
- Kedua, setiap amalnya bertambah, bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya.
- Ketiga, setiap kali umurnya bertambah, berkuranglah ketamakan dan kerakusannya.
- Keempat, setiap hartanya bertambah, bertambah pula kedermawanan dan pengorbanannya.
- Kelima, setiap kali kedudukannya bertambah, bertambah pula kedekatannya kepada sesama manusia, memenuhi kebutuhan mereka dan rendah hati terhadap manusia.
Rasulullah adalah manusia paling sibuk di dunia. Beliau adalah teladan utama dalam segala keadaan. Diantara aktivitasnya dalam mendidik umat, Rasulullah Sholallahu 'alayhi wa Sallam berperang sebanyak lebih dari 80 kali dalam tempo kurang dari 10 tahun. Beliau pun mampu mendidik keluarga menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, mesra terhadap istrinya, santun terhadap pembantunya, penyayang terhadap fakir miskin, dan berbagai prestasi luar biasa yang harus kita teladani.
Zaid bin Tsabit Rhodiyallahu 'anhu sanggup menguasai bahasa Parsi hanya dalam tempo 2 bulan.
Abu Hurairah masuk islam usia 60 tahun, pada tahun Khaibar dan selalu menyertai Rasulullah sepenuhnya. Ia meninggal di Madinah tahun 57 H. Prestasinya luar biasa, dia meriwayatkan sebanyak 5374 hadits.
Anas bin Malik Al Anshari Al Khazraji, pelayan Nabi semenjak berusia sepuluh tahun dan terus menyertai Nabi selama dua puluh tahun. Dia wafat dengan meniggalkan 120 anak. Dia berusia panjang lebih dari 100 tahun. Wafat di Bashrah tahun 93 H. Haditsnya yang dimuat di kitab-kitab hadits sebanyak 2286 hadits.
Salah seorang dari Bani Jaradah Al Ulama di Haleb yakni Abul Hasan bin Jaradah (548 H) menulis dengat Khat-nya kitab-kitab berharga sebanyak tiga lemari. Satu lemari untuk anaknya, Abul Barakat, dan satu lemari lagi untuk anaknya, Abdullah.
Adalah Abu Bakar Al Anbari. Ia sakit karena seringnya membaca dan itulah yang membawanya kepada kematiannya. Ketika sakitnya teramat kritis, datang tabib untuk memeriksa air seninya. Tabib berkata, "Tuan telah melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh siapapun, sebenarnya apa yang telah tuan lakukan ?" Al Anbari pun menjawab, "Aku membaca setiap pekan sebanyak sepuluh ribu lembar."
Syeikh Al Ath-Thantawi membaca 100 - 200 halaman setiap harinya, Bila di kalkulasikan dengan umurnya yang tujuh puluh tahun berarti beliau telah membaca sebanyak 5.040.000 halaman buku, baik buku besar maupun buku kecil. "Artikelku yang telah di muat di media massa lebih dari tigabelas ribu halaman, sedangkan yang hilang sejumlah itu juga dan bahkan lebih."
Syekh Abu Mahmud dari Palestina mampu menghafalkan Al-Qur'an dalam waktu 3 bulan padahal saat itu beliau telah berusia 37 tahun.
Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari, seperti diceritakan oleh Al Khatib Al Bagghdadi, selama empatpuluh tahun dari usianya yang terakhir, ia mampu menulis empatpuluh halaman kitab setiap harinya.
DR.W.Warsito, pria usia tigapuluh tahun, kelahiran pelosok Karanganyar Jawa Tengah, menemukan dan menggagas Volume Thopography, foto scan 4 dimensi real time yang kini menjadi rujukan para profesor dunia yang dulu menjadi guru dan referensi ilmunya.
➠ Alumnus Madrasah Nabi Yusuf
Kamu kenal perjalanan Nabi Yusuf ? Salah satu fragmen monumentalnya adalah ketika ia di penjara. Ada apa dengan penjara ? Justru penjara itulah madrasah yang melejitkan potensinya menjadi bendaharawan negara Mesir. Yusuf muda di penjara bukan karena kriminal, tapi justru korban fitnah akibat ia menolak ajakan mesum imraatul aziz atau permaisuri tuannya Zulaikha. "Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku". itulah kata Nabi Yusuf sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur'an surat Yusuf ayat 33.
Menurut Ibnu Taimiyah penolakan Yusuf terhadap ajakan mesum imraatul aziz tersebut merupakan momentum kebangkitan dan kesuksesan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiah berkata, "Kesabaran Nabi Yusuf 'alayhi Sallam untuk tidak menuruti kemauan permaisuri tuannya lebih sempurna daripada kesabarannya ketika ia di campakkan saudara-saudaranya dalam lubang sumur".
Sebab, kesabarannya untuk menjauhi maksiat adalah sabar karena pilihannya. Sebab, ia merupakan kemampuanuntuk memerangi nafsu lebih-lebih dalam kondisi adanya berbagai faktor pendukung yang menguatkan baginya untuk meladeni keinginanya. Karena pada saat itu ia adalah seorang pemuda, gelora mudanya untuk melakukan tentu sangat kuat. Sebab, dia adalah bujang belum memiliki pendamping yang dapat menurunkan gejolak syahwatnya. Dia juga orang asing di tempat itu, dan biasanya orang asing tidak punya rasa malu untuk berbuat seuatu di daerah perantauannya dari perbuatan yang biasanya dia merasa malu ketika ia berada di tengah-tengah temannya, kenalannya atau keluarganya. Dia juga adalah seorang budak pada saat itu, dan tentu seorang budak kontrol dirinya tidak seperti orang yang merdeka, sementara wanita yang mengajaknya adalah cantik, mempunyai kedudukan yakni tuan puterinya. Demikian juga saat itu tidak ada seorang pengawas, dan wanita itulah yang mengajaknya dengan keinginan yang kuat untuk berbuat. Di sisi lain dia juga mengancamnya dengan penjara dan menghinakannya. Nah, meskipun dengan sebab-sebab yang demikian itu, ia bersabar karena lebih memilih jalan dan mengedepankan pahala yang ada di sisi Allah. Bagaimana kesabaran seperti ini bisa dikatakan lebih kecil daripada kesabarannya ketika dicampakkan dalam sumur yang tentu itu bukan atas dasarpilihannya tetapi kenyataan yang harus ia terima ?"
Beginilah madrasah Nabi Yusuf yang menyejarah itu menghasilkan karya-karya besar dan monumental. Diantaranya adalah Al Sarkashi dipenjara dan mampu menulis kitab Mabsuth dalam 30 jilid. Aq'ad bin Al Atsir pernah dipenjara dan mampu menulis kitab Jami'ul Ushul wan Nihayah sebanyak 30 jilid kitab Majmu' Fatawa juga di dalam penjara. Sayyid Quthub menulis kitab Tafsir Fi Zhilaalil Qur'an sebanyak 12 jilid saat dipenjara. Beliau juga menulis kitab Ma'alim Fith Thariq juga di penjara Hamka menulis Tafsir Al Azhar juga ketika di penjara.
Bagi orang-orang besar, penjara adalah madrasah untuk berkarya luar biasa. But, untuk berprestasi besar tentu tidak harus dipenjara dulu. Mumpung masih segar segera ukir karya besar. Mumpung sehat jangan menunda amal. Mumpung hidup bersinarlah jangan redup. Adapun kalau suatu saat harus menginap di hotel prodeo nikmatilah, enjoy aja. Penulis pernah dua kali berdakwah dipenjara. Mengharukan, mereka butuh uluran tangan.
Next Episode → INILAH PRESTASI MEREKA || Usia dan Karya Besar
Komentar
Posting Komentar