السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته ...
الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين
ꜜꜜꜜ
At-Thathoyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadia tertentu, seperti :
- Melihat tabrakan, atau
- Orang berkelahi, atau
- Yang semisalnya.
Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya seperti :
- Bepergian,
- Berdagang,
- Dan lain-lain.
At-Thathoyur, termasuk syirik kecil apabila perasaan tersebut di ikuti.
Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa Sallam bersabda :
من ردّته الطّيرة من حاجة فقد اشرك
"Barangsiapa yang At-Thathoyut menuebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya, maka dia telah berbuat syirik". (HR. Ahmad dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullah)
Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal ini di nafi'kan dan di ingkari oleh Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa Sallam,
Beliau bersabda :
ولا الطّيرة
"Dan tidak ada Thiyaroh". (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, Thiyaroh ini adalah hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan berpengaruh terhadap takdir Allah.
Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh mengikuti was-was setan ini dan hendaknya dia ;
- Memiliki keyakinan yang kuat. Bahwa, semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan dan keburukan adalah dengan takdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata.
- Seorang mukmin hendaknya yakin bahwa tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan tidak melindungi dari keburukan kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
- Hanya bertawakal kepada Allah semata dan berbaik sangka hanya kepada Allah. Apabila datang perasaan was-was tersebut, maka hendaknya segera di hilangkan dengan tawakal dan tetaplah dia melaksanakan hajatnya. Apa yang terjadi setelah itu adalah takdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata.
Adapun At-Tafa'ul artinya berbaik sangka kepada Allah, karena melihat atau mendengar sesuatu.
Dahulu Nabi Sholallahu 'alayhi Wa Sallam, sering bertafa'ul seperti ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah utusan Quraisy saat itu benama Suhail. Dan Suhail adalah bentuk pengecilan dari kata "sahl" yang artinya 'yang mudah'.
Maka beliau berbaik sangka kepada Allah, bahwa perjanjian ini akan membawa kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam. Maka benarlah prasangka beliau Sholallahu 'alayhi Wa Sallam, Allah Subhanahu Wa Ta'ala setelah itu, yaitu setelah perjanjian Hudaibiyah membuka pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
** Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy.
و السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Komentar
Posting Komentar