Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"
Penulis - Solikhin Abu Izzudin
╼╾
8. Membesarkan
Ini unik. Niat membuat sesuatu yang sederhana menjadi besar. Ini menjadi ruh dahsyat yang menggerakkan orang mukmin untuk selalu meniatkan segala sesuatu Allah. Abdullah bin Mubarak berkata, "Berapa banyak amal yang remeh menjadi besar gara-gara niat. Dan berapa banyak amal yang besar menjadi remeh gara-gara niat."
Ada satu hal menarik yang sering penulis saksikan di sebuah masjid dimana penulis sering shalat dhuhur di situ. Ada seorang bapak yang punya kebiasaan unik menata sandal jamaah dalam posisi rapi siap pakai sehingga ketika jamaah dalam posisi rapi siap pakai sehingga ketika jamaah keluar masjid mudah dan cepat memakainya. Dan yang jelas rapi menunjukkan ukhuwah Islamiyah, kekokohan bangunan Islam shaffan ka-annahum bunyaanun marshuushun... bershaf-shaf bagaikan bangunan yang kuat lagi kokoh. Amal yang bagi sebagian orang dianggap sederhana atau remeh ternyata bisa mempengaruhi psikologi jamaah karena merasa senang dan bahagia mendapat kebaikan tak terduga. Namun ada yang lebih besar dari itu bisa menjadi "tarhib" untuk menggentarkan musuh Allah, turhibuuna bihii 'aduwwallaha wa 'aduwwakum (QS. Al-Anfaal : 60).
Ini sangat mirip dengan kisah heroik para perwira muslim yang serempak terjun ke dalam sungai untuk mencari satu wadah minuman yang tenggelam. Melihat hal itu pasukan musuh pun gentar. "Kalau satu wadah makanan saja yang jatuh mereka bela dan cari, bagaimana kalau ada satu orang pasukan terbunuh ?" Begitu kesimpulan pasukan musuh sehingga mereka memilih mundur. Demikian juga kisah siwak yang menggentarkan musuh dan membuat mundur mereka. Hal ini karena kaum Muslimin serempak kompak untuk melaksanakan satu sunnah yang terlupakan yaitu bersiwak. Ketika hal itu dilakukan, para sahabat bersama-sama mencari pohon kayu miswak untuk bersiwak, musuh pun melihat aktifitas menggosok gigi ini sebagai "persiapan untuk menggigit mereka". Akhirnya musuh pun mundur tak teratur.
Jadi dengan niat yang besar menjadikan hidup kita lebih besar. "Laa takhiranna minal ma'ruufi syai-an ... janganlah kamu remehkan kebaikan sekecil apapun."
9. Melipatgandakan
Sebuah amal biasa, apabila dilakukan dengan niat yang besar dan cara yang benar akan dapat melipatgandakan nilainya yang biasa disebut sebagai amal jama'i, amal dalam kehidupan berjamaah. Contoh sederhananya adalah shalat ketika dilakukan sendirian bernilai satu derajat. Apabila dilakukan berjamaah menjadi dua puluh tujuh derajat.
Misalnya kita melakukan suatu pekerjaan. Pekerjaan itu dilakukan sendiri, tapi karena hasil dari sebuah musyawarah dalam sebuah amal jama'i, maka nilai amal itu berlipat ganda. Contohnya dakwah. Apabila kita punya obsesi besar bahwa dakwah kita hari ini untuk kebaikan masyarakat di masa nanti, maka itu akan membuka rekening royalti abadi dari Allah. Demikian juga dalam kita menyebarkan ilmu sebagai bagian dari tanggung jawab hidup berjamaah, maka pahalanya mengalir tiada henti meski kita telah mati. Oleh karena membaca buku ini, jangan sampai kita meremehkan kebaikan meskipun itu kecil, karena setiap kebaikan adalah shadaqah ... kullu ma'ruufin shadaqah.
Niat sungguh membuat pemiliknya besar. Pikiran kita lebih kebar. Menjadikan setiap langkahnya tegar. Hati pun segar. Maka, jagalah hati jangan kau nodai, jagalah hati jangan kau kotori, jagalah hati jendela hidup ini. Demikian pesan Aa' Gym. Karenanya, dengan niat yang benar dan pikiran besar, mari satukan kekuatan meski dalam perbedaan.
Satu dalam Damai
Lirik & Lagu : SnadaPerbedaaan di antara kitaPemberi warna di kehidupanSehingga dunia ...Tetap berputar mengiringi zamanLihat saja sekitar kita ...Alam berpadu berjuta ragaSaling berkait ... menyatu diri ...Atas sunnah ilahi
reff :
Tapi mengapa kita manusia ...Tiada menydariSetiap perbedaan yang ada ...Menjadi tragediKita saling bermusuhan ...Kita saling benci ...Pertikaian peperangan ...Membawa kita pada kehancuran
Nafas adalah kehidupan
"Tahun ibarat pohon, bulan-bulan laksana cabangnya,
hari-hari sebagai rantingnya,
jam-jam sebagai daunnya dan nafas kita sebagai buahnya.
Barangsiapa yang nafasnya selalu dalam ketaatan,
maka orang itu telah menanam pohon yang baik."
(Ibnul Qayyim, Al Fawaid, hlm.164)
╼◀▶╾
Komentar
Posting Komentar