Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"
Penulis - Solikhin Abu Izzudin
╼╾
❖ Mengubah Persepsi Untung Rugi
Sebagian manusia mengira, kebahagiaan, kesejahteraan, keberuntugan dan kemenangan itu terletak pada pencapaian harta kekayaan yang melimpah.
Tiga TA ;
- Harta
- Tahta
- Wanita
atau 3 P ;
- Power
- Position
- Property.
Pandangan ini berputar hanya pada masalah materi duniawi. Sukses diukur dengan atribut duniawi, pangkat, kekayaan, gengsi bahkan sampai jenis kendaraan, model potongan rambut, sabun sampo atau bahkan kebiasaan hedonis seperti merokok dan minuman keras.
Contoh, "Anda layak dapat bintang", "Ardath Kenikmatan Sukses", dll.
Nilai sukses menurut Islam diukur pada kemampuannya menjaga fitrah, lahir suci dan kembali suci. Orang yang bahagia dan benar-benar beruntung adalah yang dapat memberikan kebaikan paling banyak.
"Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran." (Qs. Al Ashr : 1 - 3)"... maka barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung ..." (Qs. Ali Imran : 185)"... Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya ..." (Qs. Asy-Syam : 9 - 10)"Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang rugi adalah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat, "Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (Qs. Az-Zumar : 15)"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta untuk dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi." (Qs. Al Muthaffifiin : 1 - 3)
"Kecelakaan besarlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya ..." (Qs. Al Humazah : 1 - 3)"Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai shalatnya, orang-orang riya' dan enggan (menolong dengan) barang berguna." (Qs. Al Ma'uun : 4 -7)
Dari Abu Hurairah Rodhiyallahu 'Anhu berkata, Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa Sallam bersabda,
"Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu ?"Para sahabat menjawab,"Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang-orang yang habis semua kekayaannya dan perhiasannya."Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa Sallam bersabda,"Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang di hari kiamat dengan pahala shalatnya, (pahala) puasa dan (pahala) zakat. Tetapi di samping itu ia mencaci maki sana-sini, menuduh si ini, memakan harta si ini, dan menumpahkan darah si itu dan memukul si anu. Maka diambillah kebaikannya dan kebaikan yang ada untuk mengganti kejahatannya dan apabila telah habis kebaikannya padahal belum terbayar semua tuntutan orang-orang yang pernah ia aniaya untuk ditimpahkan padanya, kemudian ia diseret (untuk dilemparkan) ke neraka"(HR. Muslim)
Inilah cara Nabi meluruskan persepsi untung rugi. Pada saat manusia mengukur sukses dan gagal dari sisi materi duniawi, tetapi Rasul menanamkan konsep terbalik. Iman --yang sempurna-- tidak berdiri sendiri tetapi selalu terkait dengan ibadah, amal shalih dan akhlaq.
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari Muslim)
Inilah parameter Islam, agama yang sempurna, syamil mutakamil, peduli pada setiap aspek kehidupan. Mari sobat, kita tampilkan dan terjemahkan iman dalam ibadah, akhlaq mulia dan kasih sayang. Islam melarang menzhalimi sesama karena akan berdampak luas di dunia dan akhirat. Karena pengadilan Allah adalah sebenar-benarnya keadilan. Kalau saja manusia lepas dari "pengadilan" dunia, niscaya diakhirat ada perhitungan Allah.
Komentar
Posting Komentar