Langsung ke konten utama

8.2 - START FROM ZERO ! || ZEROKAN DENGAN DZIKRULLAH

  Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller  "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"

Penulis - Solikhin Abu Izzudin

╼╾

Pernah kamu berdzikir ? Apa yang kamu rasakan ? Pernah kamu berdo'a ? Apa yang kamu dapatkan ? Nah, bila selama ini dalam dzikir dan ibadah kita maupun aktifitas kita belum mendapatkan apa-apa secara ruhiyah, saatnya kita dahsyatkan diri untuk mendapatkan energi lebih. Siapkan dirimu, bersiap-siagalh !

Untuk menggali energi dahsyat, dzikrullah cara tepat untuk dilakukan setiap saat. Baik saat berdiri, duduk maupun berbaring. Full dzikir dalam setiap keadaan.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) :

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharaan kami dari siksa neraka." (Qs. Ali Imran : 191-192)

Cara begini, agar tidak biasa, setiap melewati berbagai keadaan jadikan sebagai inspirasi dan sarana untuk ingat, sadar, kuat dan dahsyat. Karena orang yang mengambil energi dari apa yang ada dialah pahlawan yang sejati.

Bahan bakar neraka itu dari yang kecil

Ada seorang lelaki renta bersama seorang anak kecil. Ketika menyusuri sungai, lelaki renta ini menjumpai anak kecil sedang berwudhu sambil menangis. Ketika ditanya, "Nak mengapa engkau menangis ? " Bocah itu menjawab, "Wahai kakek, ketika aku membaca Al-Qur'an aku temukan firman Allah 'Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu..." (Qs. At-Tahrim : 6) Timbullah ketakutanku apabila dilemparkan ke dalam api neraka."

Lelaki renta itu berkata, "Wahai anakku, janganlah kamu takut. engkau tidak akan dicampakkan ke dalam neraka, sebab kamu belum baligh. Kamu belum layak untuk dimasukkan ke dalam neraka." Anak itu menjawab, "Engkau 'kan orang yang berakal. Apakah engkau tidak tahu bahwa seseorang yang hendak menyalakan api, ia memasukkan kayu bakar yang kecil dulu baru kemudian memasukkan kayu yang lebih besar..."

Mendengar penuturan polos bocah kecil ini, menangislah kakek yang renta ini seraya berkata, "Sesungguhnya bocah kecil ini lebih ingat kampung akhirat daripada diriku. Dunia telah jauh menyeretku." (Al Buka Al Mabrur)

Coba simak, plis ! Bagaimana seorang bocah bisa memahami makna lebih dalam daripada seorang kakek yang renta yang telah banyak makan asam garam ?

Kuncinya kecerdasan iman, kebersihan hati dan kelurusan orientasi. Ia fokus pada akhirat, mampu memandang dengan cermat, tak menyia-nyiakan apapun kecuali berusaha keras mengekplorasi manfaat, karena Allah telah mendeklarasikan,

"Rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathila subhaanaka faqiina 'adzaabannaar ... Ya Rabb kami, tidak ada yang Engkau ciptakan dengan sia-sia. Maha Suci Engkau ya Allah maka jauhkanlah kami dari api neraka."

Lalu kapan dan bagaimana kita menzerokan diri dengan dzikrullah ini ? Dzikir itu sepanjang waktu, seluas hamparan bumi Allah, kecuali di tempat-tempat terlarang saja, kamar kecil, wc atau toilet misalnya. Untuk menggali energi dahsyat dzikir dapat dipahami dengan cerdas, jadikan full dzikir untuk memandu fikir, memandukan ayat kauniyah semesta dengan ayat qauliyah dalam kitab-Nya untuk mendekatkan kepadanya. Semakin dekat dengan sumber energi, tentu semakin dahsyat hidup kita, semakin mudah pengabulan doanya, semakin mantap langkahnya, dan terhindar dari musuh-musuh-Nya.

Adapun manifestasi dzikir setiap waktu dan kondisi dapat dipahami dan dilakukan lebih mendalam yaknni saat qiyaaman kala berdiri, qu'uudan ketika duduk, dan wa'alaa junuubihim saat berbaring.

Ini dapat lebih dahsyat dengan penggalian makna lebih dalam yakni :

Big is powerfull
Medium is Wonderfull
Small is beautifull

Apa maknanya ?

Big is powerfull. Saat besar dan berjaya, maksimalkan segala potensi kekayaan, kekuasaan, waktu, masa muda, kesempatan untuk karya besar sebesar-besarnya. Seperti Abu Bakar yang all out dengan hartanya, Umar bin Khathab dengan kegagahannya dan sikap zuhud untuk memakmurkan rakyat ketika menjadi khalifah, Khalid bin walid dengan keperkasaan dan kecanggihan strategi perangnya untuk meninggikan Islam. Jadi nolkan diri, ketika di posisi tinggi untuk banyak berbakti, mengabdi dan memberi, itulah pahlawan sejati. Kalau jadi pemimpin adil dan bila kaya tidak bakhil, karena "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."

Medium is wonderfull. Mukmin is very wonderfull, jika sukses ia bersyukur dan jika gagal ia bersabar, dan itu tidak dimiliki kecuali atas orang mukmin. Maka, kalau kita pas di posisi tengah mesti tak begitu kelihatan seperti roda-roda jam yang berputar, berputarlah memberikan kontribusi. Atau seperti jam kalau dijadikan "sekedar ornamen hiasan" atau seperti batu-bata yang ditata menyempurnakan bangunan, tampillah menarik, meyakinkan dan bersahaja.

Orientasikan diri pada keindahan kepribadian dan kesuksesan peran. Yakinkan diri bahwa apapun yang kita lakukan tak ada yang dilupakan atau disia-siakan di sisi Allah. di tengah itu moderat, sedang-sedang saja adalah posisi aman, siap naik ke atas bila waktunya tiba dan tak takut ke bawah bila harus mengalaminya. Posisi itu biasa, yang luar biasa adalah bagaimana memberdayakan diri dalam mengisi posisi. Kuncinya adalah ikhlas berbakti, serius mengabdi. istiqomah menapaki jalan ini. Dilihat atau diacuhkan, dipuji atau dicela tetap berbuat dan berkarya. "Wa laa yakhofuuna laumata laim ... tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela." Okey, berprestasilah, medium is wonderfull.

Small is beautifull. Kecil itu indah, sungguh mulia Islam mengajarkannya. Kalau kecil jadilah seperti Imam Syafi'i ahli fikih dan mufti kecil, atau Ibnu Abbas ahli tafsir kecil, Ibnu Umar mujahid, Afra' sang mujahid mungil. Maka kita tak perlu gelisah dan kecewa dengan kondisi yang ada. Kecil pun punya prestasi, semua bisa dijalani, enjoy aja.

Small is beautifull, ketika posisi kelihatan kecil, jangan kemudian kenjauhkan diri sehingga terkucil. Tetaplah berkarya karena Allah tetap saja memanggil. Seperti Khalid bin Walid ketika dicopot dari jabaran prestisius panglima Perang, ia menerima tanpa reserve, tanpa protes. Apa kata Khalid, "Saya berperang bukan karena Umar, tapi karena Allah. Justru di posisi saya sebagai prajurit biasa, saya bisa leluasa, tanpa beban."

Brangkali bila kita mengalami hal itu seperti Khalid, tentu akan sangat berat, dilepas jabatan guna mengurangi ketenaran, popularitas dan tidak terjadi figuritas atau kultus individu seolah-olah bahwa kunci kemenangan di tangan Khalid. apakah Khalid putus asa ? Sama sekali tidak ! Ia selalu saja merindukan bahwa "Malam-malam yang dingin mencekam dan menakutkan dalam kancah peperangan lebih aku cintai daripada malam pertama dengan seorang gadis." Bagaimana dengan kita ? Anda lebih tahu. Tapi itulah Khalid sang pahlawan sejati yang merindukan syahid di atas kuda perang meski akhirnya harus wafat di atas pembaringannya. Namun Allah tetap saja mencatatnya sebagai syuhada, karena jiwanya telah dipenuhi ruh kepahlawanan. Rasulullah Sholallahu 'alayhi wa sallam bersabda,

"Barangsiapa yang memohon syahid di jalan Allah dengan jujur, maka Allah akan menempatkan pada posisi syuhada' meskipun ia mati di atas tempat tidurnya." (HR. Muslim)

Maka kuncinya adalah bagaimana kita menata hati untuk tetap seimbang dan terkondisi, merawat jiwa kepahlawanan sampai kematian menghampiri.

Small is beautifull ini pula yang banyak dilakukan para sahabat dan orang-orang sukses menapaki jalannya tanpa merasa risau dengan kebesaran orang lain. Mereka menjadi diri mereka sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Bahkan bisa jadi apa yang diseriusi benar-benar menjadi amal unggulannya di dunia maupun di akhirat.

Dzikir yang dahsyat ini juga menjadi isnpirasi dalam dakwah. Yakni seperti kata Nabi,

"Barangsiapa melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Bila tidak mampu ubahlah dengan lisannya, dan bila tidak mampu ubahlah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman." (HR. Muslim)
Jadi dalam semua peran tak terkecuali dakwah, mestinya kita mengoptimalkan kekuatan untuk meraih tujuan yang disyariatkan. Jangan menyesal dan kecewa bila posisi ada tak digunakan semestinya malah disia-siakan begitu saja.

Diagram Zero to Hero : 2










Komentar

Postingan populer dari blog ini

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 22 - TAKUT KEPADA ALLAH

السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Diantara keyakinan seorang muslim, bahwa manfaat dan mudhorot adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal kecuali hanya kepada Allah.     Takut kepada Allah yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada merendahkan diri dihadapan Allah, mengagungkan-Nya dan membawanya untuk menjauhi larangan Allah dan melaksanakan perintah-Nya.     Bukan takut yang berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap Rahmat Allah dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah.      Takut seperti ini adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah, barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah, maka dia telah terjerumus kedalam syirik besar yang dapat men...

HSI-SILSILAH 05 - HALAQOH 14 - Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

 السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat. Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain. Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling berbicara.      Maka Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian bicarakan?”      Merekapun menjawab, “Kami sedang mengingat hari kiamat.”      Maka, Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ “Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-tanda.” Kemudian Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam menyebutkan 10 tanda tersebut. Asap Dajjal Daabbah (seekor hewan melata) Terbitnya...

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 19 - BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH

  السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته   ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang dinamakan baik oleh yang berbicara maupun yang di ajak bicara.     Kalau bahasa arab makan menggunakan huruf 'و' atau 'ب' atau 'ت' adapun bahasa indonesia maka menggunakan kara 'demi'.     Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allah semata, misalnya dengan mengatakan : ' Wallahi ' , Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Dan lain-lain.     Adapun makhluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia, maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya. Misalnya dengan mengatakan ; Demi Rasulullah, Demi Ka'bah, Demi Jibril, Demi langit dan bumi, Demi bulan dan bintang, Dan lain-lain.     Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluk yang terlarang.     Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa S...