Langsung ke konten utama

8.1 - START FROM ZERO !

  Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller  "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"

Penulis - Solikhin Abu Izzudin

╼╾

"Barangsiapa mengenal dirinya maka sungguh dia akan mengenal Tuhannya." (Ali bin Abi Thalib Rodiyallahu 'anhum)

Menjadi orang besar tak harus keturunan darah biru. Tak mesti berawal dari kalangan ningrat, jet set atau kelas berat. Banyak orang biasa menjadi luar biasa justru karena berangkat betul-betul dari nol, from zero. Adapun bagi Anda yang telah memiliki posisi, jabatan, kedudukan, gelar, atau apapun atribut duniawi yang dimiliki, mari kita kembali men-zero-kan diri untuk mampu melesatkan dan melejitkan jiwa menuju prestasi mulia : taqwa dan derivasi fadhilahnya, hidup mulia dan berakhir bahagia, happy ending full barokah.

Zero-kan diri dengan

⤿ Laa ilaaha illallah

Allah berfirman,

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Illah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal." (Qs. Muhammad : 19)

Kembalilah ke titik nol : siapa sesungguhnya dan sebenarnya kita ? Agar kalau sukses tak jumawa dan membusungkan dada, dan kalau gagal tak putus asa menutup muka seperti pepatah "lebih baik mati berkalangan tanah daripada hidup bercermin bangkai." Maka gantilah pepatah ini dengan "lebih baik hidup mulia dengan iman, taqwa dan full 'izzah daripada hidup sengsara karena maksiat dan dosa. "Bukan begitu sobat?

Kalimat "Laa ilaaha illallah" sungguh dahsyat kalau kita mau menggali, memahami, menyelami dan mengaktuali-sasikan diri untuk membentuk pribadi terpuji. Karena kalimat inilah yang sangat ditakuti oleh para penguasa tirani dan para pendengki.

Mengapa Laa ilaaha illallah bisa untuk menzerokan diri kita ? Coba simak informasi keberadaan kita, dari dulunya sono.

Kita dilahirkan dari Nabi keturunan Nabi Adam. Nabi Adam dari tanah. Adapun unsur-unsur tanah itu dari air dan zat-zat yang super komplit yang kemudian Allah meniupkan ruh sehingga kita bernilai dan bermartabat. Kita menjadi manusia dan menjadi khalifah Allah di bumi, maka yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa, paling bermanfaat dan meningkatkannya utilitas-nya bagi sesama. Para pahlawan menyejarah karena pengorbanan mereka luar biasa, membebaskan dirinya dari kungkungan nafsu dan membebaskan orang lain dari tekanan musuh.

Diproses dari setitik air hina. "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan ? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan." (Ath Thariq : 5-7)

Kemudian, diberikan ruh pada 120 hari kemudian. "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal dagingn, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (Qs. Al Mu'minun : 11-14)

Begitu sekilas proses kita, sekedar untuk mengingatkan kembali keberadaan kita bahwa kita adalah zero, inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un... sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya lah kita akan kembali. Kita adalah dari tanah dan akan kembali ke tanah. Nah tanah bila dijual akan tetap sebagai tanah. Nilai tanah ditentukan oleh lokasi, kemanfaatan, posisi dan bangunan yang bisa didirikan di atasnya. Tanah di kota besar yang strategis dan banyak manfaatnya tentu beda nilainya dengan lahan kosong di pinggir jurang.

Kita zero karena lahir tak punya dan tak tahu apa-apa. Allah lah yang menganugerahkan aneka piranti untuk bisa hidup dan eksis di muka bumi.

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,  agar kamu bersyukur." (Qs. An Nahl : 78)

Kita berangkat dari zero. Ada sebuah ilustrasi-ilustrasi sederhana. Ada sebuah gudang besar berisi tiga ton besi. Tiap satu ton berharga satu juta rupiah. Satu ton di bawa ke Jerman, diolah menjadi mobil Merzedez Benz berharga satu milyar. Besi yang satu ton lagi dibawa ke Jepang. Para insinyur Jepang mengolahnya menjadi mobil Toyota seharga limaratus juta rupiah.

Nah masih satu ton kan ? Yang satu ton ini dibawa ke sebuah tempat X di jawa, sebuah perusahaan pembuatan cangkul, pisau, parang, wajan, sekop dan sejenisnya. Setelah diolah dengan keras bermandikan keringat, jadilah alat-alat tadi senilai satu setengah juta rupiah.

Setelah Mercedez Benz, Toyota dan cangkul serta sejenisnya tadi kembali dihancurkan menjadi besi, dan ditimbang, ternyata harganya kembali sama. Masing-masing satu juta rupiah.

Kisah ini fiktif tapi bisa jadi nyata. Nyatanya adalah barang dan orang yang berangkat dari zero, dari start yang sama bisa bernilai beda : tergantung pengetahuan, kemauan dan kemampuan dalam memperlakukannya. Kita masing-masing lahir dari "nol" dan akan kembali "nol" menjadi mayat yang tak bernilai. Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un. Oleh karena itulah, nilai kita tergantung bagaimana kita mengisi dan memperlakukan diri menjadi unggul dan berprestasi. "Sesungguhnya orang yang paling taqwa di antara kamu." (Qs. Al-Hujurat : 13)

Jadi kuncinya adalah bagaimana kita melakukan percepatan diri, apakah menjadi "Mercedez Benz, Toyota atau cangkul", itu terserah kita. Lalu, mengapa kita tidak memberdayakan potensi pendengaran, penglihatan dan hati kita untuk bersyukur ? Mengapa malah kufur ? Mengapa kita banyak menebar maksiat bukannya meneguhkan taat ? Mengapa kita hobbi bergelimang dosa bukan berebut pahala ?

Kata "Laa ilaaha illallah " memiliki paling tidak lima urgensi yakni pintu masuk ke dalam Islam, asas perubahan, intisari ajaran Islam, misi abadi para Nabi dan para da'i, serta pintu kemuliaan dunia dan akhirat. Silakan dikaji lagi dalam topik Ahammiyatusy Syahadatain lebih mendalam. Pengaruh kalimat ini sungguh dahsyat. Para pahlawan tidak takut kehilangan rezeki, tidak takut kehilangan pangkat dan jabatan dalam menyuarakan kebenaran. Mereka tak minder karena kecacatan dan keterbatasan, karena ia yakin dari Allah seumber kekuatan dan kemuliaan. Mereka berhukum dengan hukum Allah untuk menghadirkan solusi kehidupan.

Untuk membangun jiwa kepahlawanan sejati, mari kita telusuri kedahsyatan kalimat ini. Kata "Laa ilaaha illallah " bila ditelusuri berawal dari rangkaian :

Laa : Kalimat peniadaan yang bermakna tidak.

Illah : yang ditolak, al munafiy.

Illaa : ungkapan pengukuhan, itsbat, yang bermakna melainkan, pengecualian.

Allah : adalah yang di kukuhkan, di itsbat-kan, ditegaskan.

Maka kalimat " Laa ilaaha illallah " mengandung makna "tidak ada ilah yang berhak untuk disembah (zero : 0) kecuali Allah (1)."

Menurut ilmu matematika, bilangan satu dibagi nol menjadi mendekati tak terhingga. Yakni penghambaan total kepada yang Maha Dahsyat, hanya kepada Allah. Allahush shamad, Allah tempat bergantung. Iyyaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin,  hanya kepada -Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan. Kata Abu Bakar Ash Shidiq, "Menghambakan pada yang mulia maka akan mulia, menghambakan pada yang hina niscaya akan terhina."

Bila kita menghamba pada harta, tahta, wanita, toyota dan sejenisnya maka kita akan menjadi budak-budaknya. Akibatnya orang yang hidup hanya memburu harta, tahta. Wanita, toyota dia akan terhina. Hamba perut menjadi Abdul Buthun karena hidupnya hanya demi perut.

Zerokan diri dengan menghambakan kepada Allah semata, karena Allah lah pemilik segala kekuatan, "Laa haula wa laa quwwata illa billah ... tiada daya dan kekuatan selain dari Allah. "Kalimat ini pun memiliki format yang sama yaitu :

Laa ... laa : kalimat nafiy, peniadaan.

Haula wa quwwata : yang ditiadakan, yang dinafikan.

Illa : kalimat penegasan

Billah ... : Yang ditegaskan.

Inspirasi dan intisari kalimat " Laa ilaaha illallah " yang merupakan inti keimanan dan risalah asasi para Nabi ini sesungguhnya dapat kita lihat dalam banyak aspek.

Dalam dakwah kalimat inilah indikator asasi tentang makna, target, tujuan dan loyalitas dalam aktifitas. Menurut Ustadz Fathy Yakan dakwah itu dibangun diatas prinsip ini alhamdu (zero) wal bina'. Yaitu meruntuhkan nilai-nilai kejahiliyahan dalam segala bentuk, pemikiran, akhlak dan sistemnya, kemudian dibangun masyarakat di atas landasan Islam, bentuk tampilan luar maupun isinya, sistem dan cara hidupnya. Inti dari da'wah adalah aplikasi Laa ilaaha illallah secara ril. Yaitu menerapkan al bara' wal wala' secara kongkrit. Gambarannya seperti orang menanam di tengah hutan rimba. Yang pertama kali dilakukan adalah "babat alas" mencari lokasi dan tanah serta mengolahnya agar menjadi subur baru kemudian ditanam bibit-bibit unggul di atasnya. Itulah dakwah, begitu pula hidup kita, mengosongkan dari segala ilah, sesembahan lalu memfokuskan diri hanya kepada Allah.

Kalimat Laa ilaaha Illallah ini juga intisari dari akhlak mulia. Menurut Abdullah Nashih 'Ulwan dalam bukunya Tarbiyah Akhlaqiyah, akhlak dibangun denagan cara takhalli min su'il khuluqi wa tahalli bi husnil khuluqi. Akhlak dibentung dengan cara membersihkan diri dari berbagai perilaku tercela lalu diisi dan dihiasi dengan perilaku terpuji. Bersihkan diri lalu isi dengan akhlak terpuji. Kata Nabi, "Sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)

Tarbiyah akhlaqiyah adalah proses integral pembentukan pribadi mulia yang kokoh aqidahnya, kuat ibadahnya dan mulia akhlaqnya.

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (Qs. Ibrahim : 24-25)

Inspirasi ayat ini :

Akarnya teguh : kokoh aqidahnya.

Cabangnya menjulang ke langit :  Kuat ibadahnya

Buahnya : mulia akhlaqnya.

Karena itulah menzerokan diri dengan Laa ilaaha illallah bermakna luas sekali. Diantaranya :

Membersihkan dari segala kesyirikan dan kemunafikan. "Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, maka ia akan masuk surga". (Diriwayatkan Ahmad dari Ibnu Mas'ud)

Menghilangkan ketergantungan dari selain Allah dalam ibadah, permintaan, do'a, pengharapan, rasa takut dan tawakkal. Inilah totalitas loyalitas untuk menghadirkan energi tanpa batas.

Menghindarkan diri dari segala keterikatan kepada selain Allah sehingga seluruh orientasi kerja dan karya besar hanya kepada-Nya.

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (Qs. Muhammad : 7)

"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Qs. Al-Kahfi : 110)

"Katakanlah : sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (Qs. Al-An'am : 162)

Memurnikan yakni memurnikan keikhlasan hanya kepada Allah semurni susu yang tak terkotori tahi maupun darah. Maksudnya kita memurnikan ketaatan sepenuh keihklasan, jauh dari penyakit riya' suka pamer maupun syirik.

"Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya." (Qs. An-Nahl : 66)

Senada dengan kalimat thayibah, mari berkontemplasi menzerokan diri dengan kalimat istighfar astaghfirullahal adzim, takbir Allahu Akbar, tasbih Subhanallah, tarji' inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun.

Silahkan engkau cari momentum tepat kalimat itu, lalu temukan nilai zero dalam penghambaan kepada-Nya dan raih kedahsyatan hero saat melafazhkannya. Sepertinya takbirnya Bung Tomo yang membahana, atau kepahlawanan Jendral "Santri" Soedirman, pengorbanan Mohammad Toha, dan ketegasan prinsip Buya Hamka yang banyak menghabiskan waktu di penjara. Tentu kalau dibahas disini terlalu panjang kali lebar sehingga luas plus overload. Insya Allah ada buku lain yang sedang penulis siapkan, Paduan Praktis Manajemen Qolbu.

But, sebagai kata kunci atau kesimpulan, simaklah bagaimana Rib'iy bin Amir memahami dan memahamkan misi zero to hero ini kepada penguasa tirani, Rustum dan bala tentaranya. Rib'iy berkata,

"Kami diutus untuk membebaskan manusia dari penghambaan manusia kepada penghambaan terhadap Rabbnya manusia, dari kegelapan penjara dunia kepada kebebasan, dari kekejaman dan kezaliman kepada keadilan Islam."

Diagram Zero to Hero : 1







1 : Allah Yang Maha Esa

0 : Manusia dan seluruh makhluk-Nya


Next Episode → 8.2 - START FROM ZERO ! || ZEROKAN DENGAN DZIKRULLAH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 22 - TAKUT KEPADA ALLAH

السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Diantara keyakinan seorang muslim, bahwa manfaat dan mudhorot adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal kecuali hanya kepada Allah.     Takut kepada Allah yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada merendahkan diri dihadapan Allah, mengagungkan-Nya dan membawanya untuk menjauhi larangan Allah dan melaksanakan perintah-Nya.     Bukan takut yang berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap Rahmat Allah dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah.      Takut seperti ini adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah, barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah, maka dia telah terjerumus kedalam syirik besar yang dapat men...

HSI-SILSILAH 05 - HALAQOH 14 - Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

 السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat. Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain. Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling berbicara.      Maka Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian bicarakan?”      Merekapun menjawab, “Kami sedang mengingat hari kiamat.”      Maka, Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ “Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-tanda.” Kemudian Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam menyebutkan 10 tanda tersebut. Asap Dajjal Daabbah (seekor hewan melata) Terbitnya...

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 19 - BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH

  السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته   ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang dinamakan baik oleh yang berbicara maupun yang di ajak bicara.     Kalau bahasa arab makan menggunakan huruf 'و' atau 'ب' atau 'ت' adapun bahasa indonesia maka menggunakan kara 'demi'.     Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allah semata, misalnya dengan mengatakan : ' Wallahi ' , Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Dan lain-lain.     Adapun makhluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia, maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya. Misalnya dengan mengatakan ; Demi Rasulullah, Demi Ka'bah, Demi Jibril, Demi langit dan bumi, Demi bulan dan bintang, Dan lain-lain.     Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluk yang terlarang.     Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa S...