Langsung ke konten utama

6.2 - BERCITA-CITALAH || Jangan Takut Punya Cita-cita

 Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller  "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"

Penulis - Solikhin Abu Izzudin

╼╾

Jangan Takut Punya Cita-cita
"Kalau kita memulai langkah dengan rasa takut, maka sebenarnya kita pernah melangkah..." (A.H. Nayyar, Ph.D. Presiden Pakistan Peace Coalition)

Kadang kita takut punya cita-cita, karena takut untuk mencapainya. Padahal cita-cita merupakan energi yang akan menggerakan jiwa, menggerakan pikiran untuk kreatif, menggerakkan badan untuk aktif, menggerakan seluruh tubuh mencapai tujuan. Cita-cita adalah ruh yang menjadikan seorang tetap bertahan. Seperti Imam Ahmad yang tegar di tengah cambukan tanpa menggeserkan sedikitpun keimanan dan keyakinan yang tertanam. Cita-cita pula yang menghadirkan cinta dan kasih sayang ibu terhadap anaknya, melumurinya dengan do'a, menghiasinya dengan tarbiyah. Seperti pengorbanan ibunda Imam Syafi'i yang mengobarkan seluruh hartanya dan menginfaqkan waktunya untuk melahrikan ulama besar, referensi peradaban islam.

Impian hari ini, kata Imam Syahid, adalah kenyataan di hari esok. Dan kenyataan hari ini adalah buah dari impian kita kemarin.

Bercita-cita separo dari sukses

Jika kau ingin bermandikan kemuliaan,

Jangan puas dengan apa yang ada di bawah bintang,

sebab rasa kematian untuk urusan kecil,

seperti rasa kematian untuk perkara besar

(Al Mutanabbi)

Kesuksesan tidak semata-mata diukur pada hasil tapi juga pada proses. Proses merencanakan dengan tujuan yang benar dan mulia. Proses mengorganisasikan dengan rapi dan sistematis. Proses melaksanakan dengan ikhlas, tekun, teliti dan profesional. Dan proses evaluasi dengan jujur dan semangat perbaikan tak kenal henti. Dan cita-cita adalah separo dari kesuksesan. Karena orang yang bercita mulia tak mudah goyah untuk menggadaikan di tengah jalan, menukar dengan yang hina dan rendah.

Demikian juga prinsip orang beriman. Allah tujuannya. Rasulullah teladannya. Al Qur'an pedoman hidupnya. Jihad jalan hidupnya. Mati syahid di jalan Allah adalah cita-cita tertingginya. Usahanya untuk akhirat sehingga dunia pun mengikutinya.

"Carilah dari apa yang dianugerahkan Allah untuk meraih kehidupan akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan dunia." (QS. Al-Qashash : 77)

Memiliki cita-cita berarti memiliki tujuan hidup yang jelas. Memiliki kejelasan tujuan adalah separo dari kesuksesan. Adapun yang separo itu adalah bagaimana kita menempuhnya, bukankah begitu wahai saudaraku?

Cita-cita tinggi adalah ekspresi pemikiran positif. Pikiran positif itu menurut Sambirang Ahmadi, S.Ag.M.Si. --saat membedah buku Dahsyatnya Do'a, Coy !! tanggal 20 Desember 2005 di Sumbawa-- Penting karena akan melahirkan sikap dan tindakan positif. Sikap positif "saya bisa" akan melahirkan kekuatan, keterampilan dan energi untuk melaksanakan. Apabila engkau percaya "saya bisa melakukan sesuatu" maka berkembanglah cara untuk melaksanakan sesuatu itu. Bila sudah bercita-cita, lalu bekerja dan berusaha, maka jangan lupa berdo'a untuk menguatkan cita-cita dan langkah kita.

Karena itulah, jadikan dirimu pribadi yang unggul. Ciri-ciri pribadi unggul adalah pribadi yang memiliki empat hal berikut ini :

  1. Orang yang memiliki cita-cita yang menggelora
  2. Mereka yang memiliki jiwa yang membara
  3. Mereka yang selalu berusaha dengan giat
  4. Mereka yang memiliki kesiapan yang terus menerus.
Mari, persiapkan cita-citamu sejak sekarang, karena orang yang cerdas, yang punya cita-cita jelas adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan hanya berangan-angan kosong.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 22 - TAKUT KEPADA ALLAH

السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Diantara keyakinan seorang muslim, bahwa manfaat dan mudhorot adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal kecuali hanya kepada Allah.     Takut kepada Allah yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada merendahkan diri dihadapan Allah, mengagungkan-Nya dan membawanya untuk menjauhi larangan Allah dan melaksanakan perintah-Nya.     Bukan takut yang berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap Rahmat Allah dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah.      Takut seperti ini adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah, barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah, maka dia telah terjerumus kedalam syirik besar yang dapat men...

HSI-SILSILAH 05 - HALAQOH 14 - Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

 السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat. Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain. Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling berbicara.      Maka Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian bicarakan?”      Merekapun menjawab, “Kami sedang mengingat hari kiamat.”      Maka, Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ “Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-tanda.” Kemudian Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam menyebutkan 10 tanda tersebut. Asap Dajjal Daabbah (seekor hewan melata) Terbitnya...

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 19 - BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH

  السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته   ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang dinamakan baik oleh yang berbicara maupun yang di ajak bicara.     Kalau bahasa arab makan menggunakan huruf 'و' atau 'ب' atau 'ت' adapun bahasa indonesia maka menggunakan kara 'demi'.     Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allah semata, misalnya dengan mengatakan : ' Wallahi ' , Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Dan lain-lain.     Adapun makhluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia, maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya. Misalnya dengan mengatakan ; Demi Rasulullah, Demi Ka'bah, Demi Jibril, Demi langit dan bumi, Demi bulan dan bintang, Dan lain-lain.     Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluk yang terlarang.     Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa S...