⤿ "Manfaat serat untuk tubuh adalah untuk melancarkan pencernaan, menurunkan kolestrol, mengendalikan gula darah, dan membantu menurunkan gula darah."
Oleh : Ir. Agus Santoso, MP.
Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar.
Jadi serat pangan merupakan bagian dari bahan pangan yang tidak di hidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan.
Akhir-akhir ini adanya perubahan pola konsumsi pangan di indonesia menyebabkan berkurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan hasil penelitian dan kajian diikuti juga terjadinya pergeseran atau perubahan pola penyakit-penyakit infeksi menjadi penyakit-penyakit degeneratif dan metabolik.
Secara nyata dialami masyarakat perkotaan yang sebagian masyarakatnya begitu mobil dan sibuk, cenderung mengkonsumsi makanan siap saji, dan terjadi pergeseran pola makan dari tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah lemak ke pola konsumsi rendah karbohidrat dan rendah serat, tinggi lemak dan tinggi protein.
Hal inilah yang menyebabkan tingginya kasus penyakit-penyakit seperti jantung koroner, kanker kolon(usus besar), dan penyakit degeneratif lainnya di indonesia.
━━━━
** Jantung koroner ⤏ adalah kondisi ketika arteri koroner tersumbat oleh timbunan lemak. Penyakit ini menimbulkan keluhan berupa nyeri dada, sesak napas, dan gejala serangan jantung. Jika dibiarkan, penyakit jantung koroner dapat menyebabkan gagal jantung.
━━━━
Meskipun tidak mengandung zat gizi, serat pangan menguntungkan bagi kesehatan yaitu berfungsi mengontrol berat badan atau kegemukan (obesitas), penanggulangan penyakit diabetes, mencegah gangguan gastroinstestinal, kanker kolon, serta mengurangi tingkat kolestrol darah dan penyakit kardiovaskuler. Meskipun serat pangan memberikan efek positif terhadap kesehatan, namun juga memberikan efek negatif, sehingga serat pangan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, sebagaimana acuan kebutuhan serat yang dianjutkan yaitu 30 gram/ hari.
━━━━━━
** Kardiovaskuler ⇢ Penyakit kardiovaskuler terjadi karena adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Penyakit jantung dan stroke merupakan dua penyakit kardiovaskuler yang paling banyak dikenal, namun ada juga penyakit kardiovaskuler yang lain (aritmia, jantung koroner, kardiomiopati, stroke, deep vein thrombosis (DVT), arteri perifer).
━━━━━━
** Gangguan Gastrointestinal ⇢ Penyakit pencernaan, adalah kondisi kelainan pada sistem pencernaan yang melibatkan organ dan jalur peredaran dalam proses mencerna makanan di dalam tubuh.
━━━━━━
Pada dekade terakhir ini telah terungkap oleh para ilmuwan bahwa serat yang terdapat pada bahan pangan ternyata mempunyai efek positif bagi sistem metabolisme manusia. Awalnya serat dikenal oleh ahli gizi hanya sebagai pencahar dan tidak memberi reaksi apapun bagi tubuh.
Pandangan akan serat mulai berubah, setelah dilaporkan bahwa konsumsi rendah serat menyebabkan banyak kasus penyakit kronis seperti jantung koroner, apendikitis, divertikulosis dan kanker kolon, serat yang memiliki efek fisiologis tersebut kemudian disebut sebagai serat pangan atau dietary fiber.
━━━━━━
** Apendikitis ⇢ Radang usus ⇢ gangguan pencernaan berupa peradangan pada appendix (usus buntu). Organ usus buntu merupakan sebuah usus kecil yang tidak memiliki fungsi, berbentuk jari yang melekat pada usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut.
━━━━━━
** Divertikulosis ⇢ adalah sebuah kondisi ketika dinding pada usus besar memiliki kantung-kantung kecil yang menonjol. Sedangkan divertikulitis adalah ketika divertikulosis atau dinding usus besar yang membentuk kantung-kantung tersebut mengalami infeksi.
━━━━━━
Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran merupakan menu yang hampir selalu terdapat dalam hidangan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik dalam keadaan mentah (lalapan segar) atau setelah dioalah menjadi berbagai macam bentuk masakan.
Akhir-akhir ini adanya perubahan pola konsumsi pangan di Indonesia menyebabkan berkurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
Keadaan tersebut diikuti juga terjadinya pergeseran atau perubahan pola penyakit penyebab mortalitas dan morbiditas dikalangan masyarakat, ditandai dengan pola perubahan penyakit-penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif dan metabolic.
━━━━━━
** Penyebab mortalitas ⇢ faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
↪ Faktor langsung (faktor dari dalam), faktor tersebut antaralain dipengaruhi oleh beberapa variable yaitu :
- Umur,
- Jenis kelamin,
- Penyakit,
- Kecelakaan,
- Kekerasan,
- Bunuh diri.
━━━━━━
** Morbiditas ⇢ adalah kondisi sakit atau memiliki penyakit, atau jumlah penyakit dalam suatu populasi.
━━━━━━
Olwin Nainggolan dan Cornelis Adimunca (2005) melaporkan bahwa hasil survei kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan kenaikkan kematian yang disebabkan oleh penyakit. Kardiovaskuler dari 16,5% (SKRT 1992) menjadi 18,9% (SKRT 1995).
Berdasarkan kelarutannya serat pangan terbagi menjadi 2, yaitu ;
- Serat Pangan Terlarut, dan
- Serat Pangan Tidak Terlarut.
Didasarkan pada fungsinya di dalam tanaman, serat dibagi menjadi 3 fraksi utama, yaitu ;
1. Polisakarida Struktural yang terdapat pada dinding sel, yaitu :
- Selulosa,
- Hemiselulosa, dan
- Substansi pektat
2. Non - Polisakarida Struktural yang sebagian besar terdiri dari lignin
3. Polisakarida Non- Struktural, yaitu gum dan agar-agar (feri kusnandar, 2010)
⬇ INTISARI
↪ Serat Pangan tidak mengandung zat gizi, akan tetapi memberikan keuntungan bagi kesehatan yaitu mengontrol berat badan atau kegemukan (obesitas), menanggulangi penyakit diabetes, mencegah gangguan gastrointestinal, kanker kolon (usus besar), serta mengurangi tingkat kolestrol darah dan penyakit kardivaskuler.
↪ Serat Pangan selain memberikan efek positif terhadap kesehatan, juga memberikan efek negatif, sehingga serat pangan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan dan sebagai acuan kebutuhan serat yang di anjurkan yaitu 30 gram/ hari.
Komentar
Posting Komentar