Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"
Penulis - Solikhin Abu Izzudin
╼╾
- Orang yang takut melangkah karena takut salah, dialah yang gagal.
- Orang yang tidak mengakui kekalahan dan kesalahan, dialah orang yang gagal.
- Orang yang menyalahkan orang lain dan tidak mau mengoreksi dirinya, dialah yang gagal.
- Orang yang gagal merencanakan, dia sedang merencanakan kegagalan
- Orang-orang yang gagal membangun hubungan jangka panjang dalam keluarga, pada umumnya juga akan gagal membangun hubungan jangka panjang dalam hubungan bisnis, hubungan pertemanan, dan seterusnya.
- Kegagalan adalah milik mereka yang melangkah setengah hati, tak jelas apa yang dicari.
- Kegagalan terjadi apabila terpasung oleh mitos-mitos yang menghalangi langkah, tak berani mengambil resiko, duduk manis menunggu durian runtuh.
- Kegagalan adalah hiasan akrab bagi orang yang manja, tak mau berusaha apalagi bekerja, tak punya motivasi dan percaya diri.
- Kegagalan itu milik orang berpikir negatif, bertindak pasif, mengalah pada keadaan, gamang melangkah, gampang menyerah dan suka mencari-cari alasan.
"Seorang mukmin tidak akan jatuh kedalam lubang yang sama untuk kedua kalinya, " Demikian pesan Nabi.
Jangan ukur seseorang dengan menghitung berapa kali dia jatuh, ukurlah ia dengan beberapa kali dia sanggup bangkit kembali. Seseorang yang mampu bangkit kembali setelah jatuh, tidak akan putus asa. Menyedihkan, mendengar bahwa banyak orang seperti mereka setelah sekali dua kali gagal, memilih untuk menetap di situ dan akhirnya mati sebagai orang yang sebenar-benarnya gagal, tersungkur, dan tidak bangkit lagi.
Orang gagal adalah orang yang malas mengulang dan mencari jalan "baru" untuk menemukan tujuan. Karena diantara resep kecil berkali-kali untuk meraih sukses yang lebih besar.
Abu Ishqaq Asy Syairozi, seorang ahli fiqih bermazhab Syafi'i yang memiliki banyak karya terkenal dan bermanfaat mengulang-ulang pelajarannya sebanyak 100 kali dan mengulang qiyas sebanyak 1000 kali sampai badannya kurus karena tinggi cita-citanya, kuat tekadnya.
Apakah kualitas diri kita akan emmbantu bangkit kembali setelah kita terjatuh ? Kualitas diri sendiri adalah sesuatu yang mesti saya sebutkan, karena kalau tidak, makna buku ini tidak sempurna. Jadilah diri sendiri, jangan mengekor pada kebesaran orang lain.
Komentar
Posting Komentar