Langsung ke konten utama

2.3 - DEMI MASA || Popularitas Bukan Jaminan

 Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller  "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"

Penulis - Solikhin Abu Izzudin

╼╾

➤ Popularitas Bukan Jaminan

"Kalau sekedar ingin populer, kencingilah sumur zam-zam." Kata orang Arab.

Popularitas seseorang belum tentu berbanding lurus dengan kesuksesan dan kebahagiaan. Banyak cara mencari sensasi dengan cara-cara terpuji. Banyak yang bunuh diri karena terpenjara oleh puja-puji. Banyak yang terhina karena hobi obral kata dan janji-janji. Banyak orang populer mati mengenaskan terpenjara oleh popularitasnya. Masih ingat kisah gempar sejagat atas tragedi kematian Lady Diana bersama Doddy El Fayed. Dunia seolah tersihir dan mendung. Oknum ibu-ibu majelis taklim di jakarta pun taklid, ikut berkabung, memberi karangan bunga tanda berduka. Atau kisah tragis tewasnya Nike Ardilla dalam kecelakaan, yang di sinyalir akibat over dosis narkoba. Namanya dipuja, lagunya melegenda. Tapi sayang, banyak yang lupa pada ulama kharismatik dari Djokdja, KH. AR. Fachruddin Ketua Umum PP Muhammadiyah. Beliau wafat pada hari-hari itu juga, tapi media tak gempar memberitakannya.

Prestasi hakiki bukanlah harta yang melimpah, bukan kedudukan yang tinggi, jabatan yang mentereng, kekuasaan yang besar, atau berbagai atribut duniawi lainnya. Semua itu ujian dan cobaan : maukah bersyukur ? Bisa jadi prestasi itu tak dikenal orang, tak ada sanjungan, pujian apalagi karangan bunga. Kita pun tidak menyadari itu sebagai prestasi, apabila dilakukan dengan tulus hati. Seperti Bilal. Temporahnya terdengar di surga. Tetap saja ia istiqomah dan enjoy aja dengan amalnya.

Juga seorang perempuan yang rajin membersihkan masjid. Saat meninggal tidak dikabarkan kepada Nabi. Ia tak dianggap karena ia perempuan biasa tanpa prestasi apa-apa. Tetapi di mata Nabi, wanita itu dihargai. Beliau minta ditunjukkan kuburnya, lalu menyolatidan mendoakannya. Prestasinya sederhana tapi luar biasa, rajin dan istiqomah membersihkan masjid.

Cara Nabi Menghargai

"Bangsa yang besar adalah yang bisa menghargai para pahlawannya." Slogan orang Indonesia

 Orang yang cerdas dan sensitif akan mampu berempati dan menghargai terhadap nilai prestasi. Seperti seorang sahabat Nabi, Julaibib namanya. Ia tidak kenal. Ia lelaki miskin papa, tak berpunya, tak berkedudukan dan tidak diketahui nasabnya. Atribut kemiskinan lebih akrab bersamanya. Saking miskinnya keinginan menikah pun pupus darinya. Di balik kemiskinanya, ia rajin berdzikir, tak pernah absen dari shaf pertama dalam shalat berjamaah dan aktif dalam berbagai medan pertempuran.

Suatu hari ia melintas di hadapan Nabi. Nabi menyapa akrab seraya bertanya, "Hai Julaibib, kamu tak ingin menikah ??" Ia pun menjawab, "Wahai Rasululloh, Siapa yang ingin menikah denganku yang tak punya harta maupun kedudukan". Berkali-kali Nabi menanyakan hal itu di berbagai kesempatan. Hingga suatu saat ia di utus menemui suatu keluarga untuk meminang putri keluarga tersebut menjadi istrinya. Ayah sang gadis tak berkenan mengambil pinangannya. Mendengar penolakan orangtua nya terhadap sahabat yang dipercaya Nabi untuk meminangnya, maka sang gadis berkata kepada orangtuanya, "Pantaskah ayah dan ibu menolak permintaan Rasul ? Tidak Demi Allah yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya."

Akhirnya diterimalah pinangan itu dan terwujudlah rumah tangga yang dibangun di atas landasan taqwa dan ridha-Nya.

Seruan jihad pun berkumandang. Julaibib ikut aktif dalam peperangan dan berhasil membunuh tujuh orang kafir sebelum ia sendiri syahid di jalan Allah. Rasul memeriksa nama-nama sahabat yang gugur dan para sahabat melaporkan nama-nama mereka. Tetapi mereka lupa kepada Julaibib sehingga tak disebutkan di hadapan Nabi, sebab ia bukan orang yang terpandang apalagi terkenal.

Namun sebaliknya, Rasulullah ingat Julaibib, sama sekali tak melupakannya. Beliau tetap ingat, namanya lekat dalam benaknya. "Tapi aku merasa kehilangan Julaibib", Kata Nabi. Akhirnya beliau menemukan jenazah Julaibib dalam keadaan tertutup pasir dari wajahnya seraya bersabda, "Ternyata engkau telah membunuh tujuh orang musuh, kemudian engkau sendiri terbunuh. Engkau termasuk golonganku dan aku pun termasuk golonganmu. Engkau termasuk golonganku dan aku pun termasuk golonganmu. Engkau termasuk golonganku dan aku pun termasuk golonganmu."

Begitulah cara Nabi menghargai prestasi. Bukan pada harta atau kedudukan, tapi lebih-lebih pada iman dan pengorbanan. Pada prestasi dan kemampuan melejitkan diri. Soal dikenal atau tidak, itu rahasia Allah Rabuul 'Izzati. Maka, bekerjalah dan teruslah berprestasi hingga maut menghampiri. Pahlawan sejati bukanlah kolektor atribut duniawi, hanya keridhaan Allah yang dicari. Al-Qur'an menegaskan, "Dan bekerjalah, maka Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang akan melihat pekerjaanmu itu ..." (QS. At-Taubah : 105

╼◀▶╾

Next Episode → Inilah Prestasi Mereka - Alumnus Madrasah Nabi Yusuf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 22 - TAKUT KEPADA ALLAH

السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Diantara keyakinan seorang muslim, bahwa manfaat dan mudhorot adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal kecuali hanya kepada Allah.     Takut kepada Allah yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada merendahkan diri dihadapan Allah, mengagungkan-Nya dan membawanya untuk menjauhi larangan Allah dan melaksanakan perintah-Nya.     Bukan takut yang berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap Rahmat Allah dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah.      Takut seperti ini adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah, barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah, maka dia telah terjerumus kedalam syirik besar yang dapat men...

HSI-SILSILAH 05 - HALAQOH 14 - Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

 السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته  ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat. Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain. Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling berbicara.      Maka Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian bicarakan?”      Merekapun menjawab, “Kami sedang mengingat hari kiamat.”      Maka, Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ “Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-tanda.” Kemudian Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam menyebutkan 10 tanda tersebut. Asap Dajjal Daabbah (seekor hewan melata) Terbitnya...

HSI-SILSILAH 01- HALAQOH 19 - BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH

  السّلام عليكم ورحمة الله و بر كاته   ... الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه اجمعين ꜜꜜꜜ     Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang dinamakan baik oleh yang berbicara maupun yang di ajak bicara.     Kalau bahasa arab makan menggunakan huruf 'و' atau 'ب' atau 'ت' adapun bahasa indonesia maka menggunakan kara 'demi'.     Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allah semata, misalnya dengan mengatakan : ' Wallahi ' , Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Dan lain-lain.     Adapun makhluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia, maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya. Misalnya dengan mengatakan ; Demi Rasulullah, Demi Ka'bah, Demi Jibril, Demi langit dan bumi, Demi bulan dan bintang, Dan lain-lain.     Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluk yang terlarang.     Rasulullah Sholallahu 'alayhi Wa S...