┈┈◅◁◈◈▷▻┈┈
SEORANG LELAKI DARI KAUM
ANSHAR DENGAN TIGA ANAK PANAH
┈┈◅◁◈◈▷▻┈┈
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah al-Anshari Rodhiyallahu 'anhuma, beliau berkata,
"Dalam suatu peperangan kami keluar bersama Rasulullah Sholallahu 'alayhi wa Sallam menuju salah satu perkampungan milik orang-orang musyrik, dan kami berhasil menawan istri salah seorang dari mereka, lalu Rasulullah Sholallahu 'alayhi wa Sallam kembali.
Tidak lama kemudian suami perempuan tersebut datang, kemudian diceritakan kepadanya apa yang terjadi. Suaminya bersumpah, bahwa ia tidak akan pulang ke rumah sehingga dapat melukai para sahabat Rasulullah Sholallahu 'alayhi wa Sallam.
Ketika Rasulullah Sholallahu 'alayhi wa Sallam sedang dalam sebuah perjalanan, beliau berhenti di suatu celah bukit lalu bertanya, 'Siapakah dua orang di berhenti di suatu celah bukit lalu bertanya, 'Siapakah dua orang di antara kalian yang bersedia menjaga kami dari serangan musuh nanti malam ?' Seorang lelaki dari Kaum Muhajirin dan seorang lelaki Anshar menjawab, 'Kami berdua akan berjaga untuk Anda wahai Rasulullah'.
Kedua lelaki tersebut kemudian berangkat menuju mulut celah gunung tersebut tanpa disertai seorang pengawal pun.
Laki-laki Anshar bertanya kepada lelaki Muhajirin, 'Kamu dulu yang akan berjaga lalu aku, ataukah aku dulu baru kamu ?'
Lelaki Muhajirin menjawab, 'Kamu dulu saja, aku belakangan.'
Maka lelaki Muhajirin itu pun tidur, sedang lelaki Anshar mulai berdiri untuk qiyamullail, ia mengawali membaca suatu Surat Al-Qur'an. Di tengah-tengan membaca ayat Al-Qur'an di dalam qiyamullail itu, suami perempuan musyrik tersebut datang. Ketika ia melihat ada seorang lelaki yang sedang berdiri (tidak tidur), ia menyangka pasti dia pemimpin mereka. Lalu dengan cepat ia mengambil panah dan melepaskannya ke arah lelaki yang sedang shalat hingga mengenainya. Lelaki Anshar itu mencabut anak panah yang menancap di tubuhnya dan meletakkannya dalam keadaan berdiri dan tidak bergeser sedikitpun, karena tidak ingin memutus bacaan Al-Qur'an.
Lalu suami perempuan musyrik itu mengambil satu panah lagi dan dibidikkannya ke arah lelaki Anshar, tetapi ia kembali mencabutnya tanpa memutuskan shalatnya dan bacaan Al-Qur'annya. Suami perempuan musyrik itu mengulangi melepas panah ke arah lelaki yang berdiri sedang qiyamullail untuk ketiga kalinya. Ia kembali mencabut anak panah, meletakkannya dan melanjutkan dengan rukuk dan sujud. Seusai shalat, lelaki Anshar membangunkan lelaki Muhajirin yang sedang tidur sambil berkata, 'Bangun, aku telah di serang'. Kemudian lelaki Muhajirin bangun dan duduk.
Ketika suami perempuan musyrik melihat ada dua orang yang berjaga, yang satu menolong kawannya, ia mengetahui bahwa nadzarnya telah terpenuhi.
Ternyata dari tubuh lelaki Anshar itu mengalir darah karena terkena panah suami perempuan musyrik tadi.
Lelaki Muhajirin berkata kepada kawannya, 'Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengampuni dosamu, mengapa kamu tidak memberitahuku pada saat panah pertama mengenai tubuhmu ?'
Lelaki anshar itu menjawab, 'Ketika itu aku tengah membaca salah satu surat Al-Qur'an di dalam qiyamullail ku, aku enggan menghentikan bacaanku. Dan demi Allah, sekiranya aku bergeser, berusaha meninggalkan benteng pertahanan tang Rasulullah memerintahkan agar dijaga pastilah aku binasa sebelum aku menghentikan bacaan Al-Qur'an ku tadi'. ¹¹
━━━━━ ¹¹ Shifah ash-Shafwah, 1/773.
☸☸☸☸
Komentar
Posting Komentar