Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"
Penulis - Solikhin Abu Izzudin
╼╾
"Menjadi penting itu baik, tetapi menjadi baik itu lebih penting."
"Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang melintas dalam benakmu dan kamu membencinya bila orang lain mengetahuinya." (HR. Muslim)
Tentu kita rindu surga bukan ? Nah, surga pun merindukan kita, tapi ada syaratnya. Karena surga adalah tempat yang mulia, derajat yang mulia, tak akan bisa dimasuki kecuali oleh orang-orang yang menyamakan frekuensi surga dalam hidupnya. Merekalah orang-orang yang shalih. Lalu siapakah orang yang shalih itu ?
Meski fitrahnya suci, seorang anak yang baru lahir belum bisa dihukumi sebagai orang yang shalih. Sebab belum teruji. Paling baru anak shalih, calon orang shalih. Mungkin ia membawa potensi dan bakat kepada kebaikan sebagaimana fitrah yang dianugerahkan. Tetapi pertarungan untuk mewujudkan potensi itu menjadi kuat dan lebih kuat lagi masih memerlukan waktu dan perjalanan yang panjang. Pertarungan dan perjuangan melawan godaan hawa nafsu dan bisikan syetan. Karena selain ada potensi kebaikan ada juga potensi keburukan yang disertakan. Kedua kekuatan itu dalam jiwa akan saling melawan dan mengalahkan. Allah menginformasikan, "Dan jiwa dengan penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Qs. Asy Syam : 7 - 10) Persoalannya adalah bagaimana kita memenagkan pertarungan itu untuk mencapai sukses tersebut.
Kunci sukses ada dalam diri kita masing-masing. Karena setiap kita lebih tahu apa yang ada dalam diri kita, kecenderungannya, bahkan apa-apa yang disimpan di hatinya. Rahasia ada di tangannya dan di file catatan Allah yang Maha Mengetahui segalanya. Maka hati-hati dengan gejolak hati yang kadang menggiring ke jalan sesat dan terlaknat. Imam Ibnu Rajab berkata, "Sesungguhnya keinginan berbuat jahat yang tersembunyi di dalam hati akan mengantarkan seseorang pada su'ul khatimah". Na'udzubillah.
Kini mari selami lagi surat Al Ashr ini agar kita tak merugi. "Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali ..." Siapa yang dikecualikan oleh Allah ? Siapakah yang tidak termasuk orang-orang yang merugi. Rugi-bagi dirinya dan tentu bisa merugikan orang lain.
- Pertama adalah orang yang beriman. Orang beriman menjadikan segalanya adakah sukses. "Sungguh beruntunglah (sukseslah) orang-orang yang beriman ..." (Qs. Al Mukminun : 1) Sudah, tiket ini kita kantongi dulu agar kita optimis untuk mendapatkan satu bagian di surga. Besarnya ? Tergantung episode selanjutnya.
- Kedua, amal shalih. Amal shalih adalah buahnya, buah ilmu dan iman. Karena bila iman tak melahirkan amal shalih berarti iman yang hampa. Iman yang kosong. Iman yang salah, keliru, kesasar, hanya berputar-putar. Iman yang tak berdaya guna. Iman yang tidak berhasil guna. Tidak efektif dan tidak efisien. Seperti pohon tanpa buah. Seperti rumah tanpa cahaya. Gelap gulita. Rasulullah Sholallahu 'alayhi wa Sallam memberikan rambu-rambu, "Bukanlah imam itu berupa angan-angan dan khayalan belaka, tetapi sejatinya iman adalah keyakinan yang mengakar dalam hati dan terekspresi dalam amal shalih ? (HR. Dailamy)
Komentar
Posting Komentar