Artikel ini merupakan REWRITE dari buku Best Seller "ZERO to HERO (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)"
Penulis - Solikhin Abu Izzudin
╼╾
"Kegagalan adalah menuju kebesaran. "
Rasulullah sangat akrab dengan masa-masa sulit. Sejak kecil sudah yatim. Kemudian menjadi yatim piatu setelah meninggalnya sang ibu. Dan begitu banyak duri di lalui. Dalam dakwahnya pun banyak melalui masa-masa sulit yang disebut 'Amul Huzni , tahun duka cita dengan wafatnya Khadijah sang istri tercinta dan Abu Thalib paman yang setia membela. Pergi ke Thaif pun beliau mendapat cemoohan dan lemparan batu hingga berdarah-darah. Lalu beliau hijrah. Perang menjadi bagian dari aktivitas dakwah. Beberapa kali pernah kalah. Dalam perang Uhud dan perang Hunain. Karena para sahabat terbuai dunia dan merasa besar oleh banyaknya jumlah. Rasul pun pernah di tegur oleh Allah saat mengabaikan orang-orang kecil yang minta di ajarinya. Surat 'Abasa mengabadikan teguran Allah kepada utusan tercinta-Nya. Tetapi semua itu adalah bagian dari proses belajar, contoh meniti jalan menjadi besar.
Abu Bakar pernah suatu ketika tidak teliti memakan makanan pembantunya yang di dapatkannya dari praktek paranormal. Maka setelah tahu ia pun memuntahkannya agar tidak menjadi daging sehingga tidak ada sedikitpun kesempatan api neraka yang mampir dan mengalir di tubuhnya.
Kisahnya begini, Abu Bakar Ash Shidiq Rodhiyallahu 'anhu mempunyai seorang pembantu yang bertugas mengeluarkan pajak. Pada suatu hari pembantu itu membawa sesuatu lalu di makan oleh Abu Bakar. Kemudian sang pembantu bertanya, "Apakah tuan mengetahui hal ini ?", "Apakah itu ?" , Abu Bakar balik bertanya. Pembantunya ia berkata, "Pada zaman jahiliyah dulu aku pernah menenung seseorang, padahal aku tidak bisa menenung, kecuali hanya mengecoh belaka. Lalu orang tersebut menemuiku dan memberikan sesuatu kepadaku apa yang Tuan makan ini." Kemudian Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya, lalu memuntahkan seluruh isi perutnya. (HR. Bukhari dari Aisyah Radhiyallahu 'anhu)
Umar juga pernah gagal. Di masa jahiliyahnya ia pernah mengubur anak perempuannya hidup-hidup dan teramat dungu karena menyembah makanan lalu memakannya karena lapar. Tapi itu semua tak mengurangi kebesaran seorang Umar.
Imam Al Ghazali adalah seorang yang gemar mencatat ilmu-ilmu yang didapatkan hingga suatu saat dia berjalan membawa hasil ilmunya dan dirampok bawaannya. Perampok merebut bawaannya berupa catatan-catatan ilmu. Imam Al Ghazali bersikeras merebutnya, tapi dia malam dicemooh, masa mengandalkan ilmu hanya pada catatan bukan dari hafalan di hati, "Al Ilmu fish shudhurr laa fis suthuur ..."
Kegagalan inilah yang melecut dirinya untuk mengambil ibrah dan merubah cara belajarnya dari sekadar mencatat menjadi penghafal. Dan hasilnya luar biasa sebagaimana kita rasakan hingga saat ini. Kegagalan lainnya adalah beliau juga pernah tersesat dalam filsafat ilmu kalam namun akhirnya tersadar dan mengungkapkan kesesatan-kesesatan ilmu filsafat atau ilmu kalam.
Thomas Alfa Edison melakukan eksperimen listrik sebanyak 10.000 kali dan semuanya gagal, namun tetap dilanjutnkan sampai berhasil.
Ka'ab bin Malik pernah absen dalam perang Tabuk, padahal di sahabat utama Nabi dan saat itu persiapan untuk perang dimilikinya komplit, bahkan berlebih. Akibat ketidakturut-sertaannya dalam perang tersebut, ia mendapat murka Allah dan sanksi yang diberlakukan padanya adalah diisolir 50 hari tanpa diajak berkata-kata. Apa sikap dia ? Apakah dia putus asa, membelot, memberontak, padahal saat itu ai ditawari Raja Ghassan untuk mendapat jabatan empuk ?
Dia sadari kesalahan besarnya dan dia tanggung resiko dengan sukses. Dan semua itu tak mengurangi kredibilitasnya sebagai sahabat utama, karena Allah pun menerima taubatnya dan menurunkan firman-Nya untuk menerima taubatnya itu.
Buku-buku Ibnu Hazm pernah terbakar seluruhnya. Tetapi ia tidak patah arang lalu menyerah. Maka ia mulai menulis kembali kitab-ktabnya dari hafalannya.
Fadhil bin 'Iyadh, ulama besar yang dulunya perampok besar. Mantan preman kenamaan. Sosok angker yang sangat ditakuti. Bahkan namanya menjadi momok, jamnan, garansi dan referensi bagi orang tua saat itu untuk menakut-nakuti anaknya yang tidak patuh. Akhirnya Fudhail bin 'Iyadh sadar dan menjadi ulama besar. Bahkan beliaulah diantara ulama yang memiliki ketajaman hati bahwa ibadah yang diterima Allah adalah yang ikhlas niatnya karena allah dan benar caranya menurut tuntunan Rasulullah.
"Kreatifitas, kegigihan dan keuletan dalam melakukan percepatan diri adalah kunci sukses karya besar orang-orang biasa dalam meluarbiasakan dirinya."
Next Episode → Mereka pun Pernah Gagal || Bersiaplah Menghadapi Kegagalan
Komentar
Posting Komentar